Perjalanan Kita Bukan Untuk Menemukan Cinta, Tapi Lebih Dari Itu

Terkadang hidup kita bisa menjadi begitu sepi dan berharap bisa bertemu dengan seseorang yang bisa membuat hati terasa lebih hangat. Seseorang yang bisa memberikan pelukan yang menjadi semangat menjalani hari. Dan seseorang yang bisa membuat kita jatuh cinta berkali-kali. Tetapi adakala cinta sendiri adalah kosa kata yang asing. Terlalu sering mendengarnya tetapi kita tak pernah mengerti.

Mungkin perjalanan yang kita jalani bukanlah untuk menemukan cinta, tetapi tentang hal lain. Satu, atau dua hal yang lebih besar dari itu. Satu, atau dua hal yang akan mengubah dunia kita.

Perjalanan untuk menemukan keinginan besar yang ingin dikejar, perjalanan untuk menjalani kehidupan yang sudah diimpikan selama ini, perjalanan untuk menemukan tempat memulai hidup yang baru, atau perjalanan untuk bertemu orang-orang seru yang memberikan inspirasi agar menjadi diri sendiri yang lebih baik.

Mungkin perjalanan kita bukanlah untuk menemukan cinta, tetapi untuk memahami diri sendiri. Menciptakan sosok yang berbeda dan meninggalkan semua masa lalu yang telah menjadi beban di pundak. Seperti melepaskan balon-balon kenangan satu demi satu ke angkasa.

Suatu saat, kita akan melihat kebelakang dan menyadari, banyak hal baik yang menunggu di depan dan membuat kita bertanya-tanya, kenapa begitu banyak kesempatan yang telah kita lewatkan demi mengejar satu hal yang mungkin memang bukan perjalanan untuk kita. Bukanlah cinta, tapi lebih dari itu. Satu, atau dua hal yang menjadi prioritas tapi kita tak pernah tetap hati untuk memilihnya. (*)

Photo by Melvin Salim.

Kita Tidak Selalu Bertemu Dengan Orang Yang Tepat (Dan Itu Tak Apa)

Seorang teman sedang gundah hatinya. Pasangan sempurna yang ia nanti selama ini rasanya tak kunjung tiba. Sesungguhnya ia bertemu dengan beberapa individu yang menarik hati, tapi… It just does not feel right. Lalu ia bertanya kepada Ibunya mengapa ia memilih Ayah untuk menghabiskan sisa hidup bersamanya. Ibu menjawab dengan bijak,

Jangan pernah mencari pasangan yang sempurna, tapi carilah sosok yang kamu bisa terima kesalahan-kesalahannya. Kita pasti bertemu dengan banyak orang yang bisa menjadi pilihan, tetapi semua pasti memiliki kekurangan atau kesalahan yang pernah/akan dilakukannya. Sekarang kamu hanya perlu berpikir dalam, pilih sosok yang paling bisa kamu terima untuk menerima kesalahan-kesalahannya dan bersedia memahaminya selama di sisa hidup kamu. Apakah kamu sanggup?

Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan rasanya kita semua paham mengenal hal ini. Tetapi ketika kita memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan satu sosok dalam hidup kita dan memberikan ruang yang cukup luas di hati untuk ia bisa menghiasi dengan beribu cerita, rasanya tidak pernah akan semudah itu.

Bagaimana kalau tiba-tiba di tengah perjalanan kita menemukan kekurangan yang membuat kita tak nyaman? Bagaimana kalau ternyata kita menemukan yang lebih baik daripadanya? Dan barisan pertanyaan bagaimana lainnya yang terus bermunculan.

Tapi pernahkah kita merenung, bagaimana kalau kesalahan yang dimiliki pasangan kita tak lebih baik dari kekurangan kita? Bagaimana kalau kesalahannya karena apa yang telah kita perbuat? Atau bagaimana kalau ia menerima kekurangan kita sebagai tanda cinta yang tak kasat mata? Kasih sayang sendiri tidaklah sempurna. Ia tidak berjalan sendiri, tetapi seperti gengaman tangan yang perlu jari-jemari untuk membuatnya penuh.

Kita tidak bisa selalu bertemu dengan sosok yang sempurna seperti yang kita inginkan. Tetapi kita bisa mencari pasangan yang membuat kita terasa lengkap. Bukanlah menjadikan kesalahan terasa ganjil, tetapi menciptakan dua perasaan menjadi terasa genap.

Jadi, tidak selamanya kita bisa bertemu dengan orang yang tepat dan sungguh, itu tak apa. Sudahkah kamu menemukan sosok yang bisa kamu terima kesalahan-kesalahannya? (*)