Saldo Kesalahan di Tahun Baru

Tahun baru biasanya diiringi resolusi baru. Saya sendiri biasanya rajin menulis resolusi yang saya harapkan untuk setahun ke depan. Bahkan saya dengan sahabat-sahabat saya biasanya sebelum pergantian tahun menuliskan masing-masing resolusi kami di secarik kertas, lalu semuanya tanda tangan sebagai tanda kewajiban bagi kami untuk merealiasikannya. Lalu apa yang terjadi, Dim?

Sejujurnya, dari semua resolusi yang saya pikirkan dengan sepenuh hati itu, tak satu pun yang terwujud, haha. Begitu banyak alasan dibaliknya, mulai dari rasa malas, bingung memulainya, terputus di tengah jalan, atau menyadari, hidup tak lagi sekedar ambisi.

Di akhir tahun kemarin saya bertemu dengan salah satu sahabat saya dari jaman awal kuliah. Kami melewati hari-hari bersama di kampus, di tempat kerja part-time, sampai di warung-warung pinggir jalan di kota Jogja. Sekarang dia menjadi salah satu direktur di perusahaan global dan sudah sekian tahun menetap di Amerika. Di antara cerita tentang masa muda kami, terseliplah satu cerita mengenai karir. Ia mengatakan,

Jadi Dim, di dalam karir itu – dan mungkin bisa diterapkan juga dalam hidup – kita selalu punya satu saldo untuk melakukan kesalahan. Kesalahan dalam memilih karir, kesalahan dalam mengambil keputusan dalam hidup, dan kesalahan-kesalahan lainnya. Tapi ingat, bukan berarti mindset kita ketika memilih sesuatu karena masih punya saldo kesalahan, kita tetap harus memilih dengan percaya diri. Kalau gagal, cukup sekali dan saldo kita sudah habis. Lalu, do it better in the future.

Aku pun berpikir. Tampaknya di tahun 2016 ini begitu banyak saldo kesalahan yang aku keluarkan. Seperti kartu AS yang bertumpuk dilepaskan dari genggaman tangan. Sebagian besar karena keputusan yang berdasarkan emosi atau emotional decision. Well, karena tidak selamanya semakin dewasa kita menjadi lebih wise untuk hal tertentu. Tapi tentu saja semua ini menjadi pelajaran demi pelajaran seperti menggambar di kertas karton putih polos. Bisa jadi, gambar ini akhirnya menjadi satu lukisan yang menarik untuk disimak atau hanya akan menjadi tumpukan gulungan karton di pojok kamar.

Tahun 2017 akan menjadi tahun yang menarik bagi saya, karena saya punya beberapa rencana yang ingin saya realisasikan. Tapi kali ini stock saldo saya sepertinya sudah habis, jadi harus berhati-hati ketika memilih atau pun mengambil keputusan. Terkadang, mendengarkan nasihat dari orang-orang terbaik di sekeliling kita juga penting, karena tanpa kita sadari keputusan yang kita ambil akan berpengaruh kepada mereka. Misalkan saja, ketika kamu salah memilih jurusan di kampus atau karir, dan ketika kamu mengeluh setiap harinya, kamu hanya akan menjadi dementor di lingkunganmu. Apakah mereka pantas untuk mendengar keresahan kita setiap hari? Walau tentu saja mereka akan selalu membuka diri dan siap dengan tepukan di punggung ketika kita merasa lelah.

Jadi, saya hanya ingin menyampaikan, selamat tahun baru 2017 dan mari gunakan saldo kesalahan kita sebaik mungkin! Jadi, saldo dalam hal apa yang sudah kamu gunakan di tahun 2016? (*)

#Day3: What Are You Reading Right Now?

Di antara kemacetan jalanan Jakarta, daku mulai tenggelam membaca jajaran berita online di gadget daku yang menggunakan jaringan stabil XL Hotrod 3G+ *tetep iklan, haha*. Mataku pun terhenti di salah satu judul “Resolusi Tahun Baru Paling Populer 2013”. Sebelum daku baca kontennya, daku berfikir, “Ah, palingan resolusinya gak jauh-jauh dari kalau gak pengen tambah sukses, ketemu jodoh, atau bisa jalan-jalan, gitu”. Pasti kamu mikirnya juga begitu, kan?

Tapi ternyata pemirsa, jawabannya salah dan diluar pemikiran daku semua. Dari 2,000-an responden yang disurvey oleh perusahaan tersebut, katanya resolusi terbanyak yang dipilih responden mereka adalah untuk lebih banyak membaca buku! Wuih, gak kebayang, ya… At least, gak kebayang sama daku, hihi. Padahal kalau dipikir-pikir ada benernya juga. Coba bayangin buat kamu yang masih sekolah, kadang buku pelajaran yang harus dibaca aja udah segambreng, belum lagi kalau mau ada ulangan kudu baca-baca lagi. Jadinya, buku lain yang menjadi pilihan untuk dinikmati palingan komik atau majalah. Apalagi buat kita yang udah kerja. Widih, bisa baca koran aja udah bagus, bukan? Hihi… Baca buku kadang jadi kemewahan tersendiri. Karena harus meluangkan waktu yang udah tersisa sedikit, belum lagi digambah gempuran media online dengan content menarik yang gak kalah menggoda dan bisa diakses dimana saja.

Buat daku sendiri, sebenarnya buku itu adalah jendela dunia. Teringat waktu kecil dulu kudu ikut orang tua tinggal di beberapa kota terpencil  yang hiburannya selain main sesama teman sekolah & temen komplek, ya gak ada lagi. Jadi pilihan daku waktu itu hanya baca majalah orang tua dan buku-buku. Bahkan, kalau dipikir-pikir pun, daku lebih sering baca majalah Intisari waktu jaman SD dibandingin sekarang.

Kembali ke buku, kenapa daku semakin demen beli buku karena waktu jaman ngekost di Jogja dulu, bokap dan almarhumah nyokap itu gak pernah marah kalau duitnya habis untuk dua hal: makan dan beli buku. Jadi walaupun sebenarnya duit habis buat ngedon di warnet berjam-jam, daku bilangnya habis buat beli buku *dikutuk jadi patung Pancoran*. Jadi koleksi bacaan daku yang ajaib mulai dari buku mata kuliah sampe buku gambar pun daku baca. *hening*

Kalau diliat-liat, koleksi buku daku sekarang pilihannya gak serandom kayak jaman sekolah or kuliah dulu, sih. Sekarang kalau beli buku biasanya gak jauh-jauh dari novel fiksi or non fiksi karangan teman-teman sendiri yang memang keren tulisannya, plus buku yang gak jauh dari dunia social media yang menjadi passion daku saat ini. Kalau ada pertanyaan,

What are you reading right now?

Daku berencana akan memulai membaca buku-buku yang udah daku beli dan masih dalam plastik. Belum ada spesifik buku mana yang akan dimulai dibaca, tapi yang pasti mau nyelesain dulu satu buku berjudul “Social Media 101”. O iya, buat kamu yang punya banyak koleksi buku, temen-temen daku di @KopdarJakarta bakal ngadain lagi tuh kopdar #TukarBuku. Dimana kamu bisa menukarkan buku koleksi kamu dengan koleksi buku temen-temen lainnya. Seru, kan? Bermodalkan buku lama, kamu bisa mendapatkan pinjaman buku lain yang mungkin kamu memang sudah lama pengen baca. Ikuti aja akun Twitternya untuk updatenya, ya!

Jadi, buku apa nih yang sedang kamu baca sekarang? 🙂 (*)