JAKARTA – Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri terus menyatakan seorang presiden tak harus sarjana. Alasannya, nabi saja bukan seorang sarjana.
“Nabi saja seorang pemimpin, tapi nggak sarjana kok. Pemimpin jangan hanya dari kalangan elit saja. Itu kembali kepada rakyat. Jangan hanya politisi itu yang menguasai elit saja,” ujar Megawati.
Dia mengatakan itu saat memberi sambutan dalam pelantikan pengurus daerah Baitul Muslimin (Bamus) I Provinsi Jakarta dan peresmian Pondok Pesantren Nurul Musthofa, di Jalan Raya Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (16/3/2008). Ditegaskannya kembali, mengenai siapa yang berhak menjadi pemimpin negeri ini harus sesuai kehendak rakyat.
“Saat ini sedang dipolemikkan jadi presiden harus seorang sarjana. Karena saya bukan seorang sarjana, jadi saya kembalikan pilihan kepada rakyat. Jangan kita lupakan kewenangan utama hak di tangan rakyat,” tutur istri Taufik Kiemas ini. (jri)
***
Sungguh, daku bukan lah pecinta berita politik. Walau tiap hari berlangganan surat kabar Kompas yang setebal gajah itu, pasti bagian politik daku baca paling terakhir, bahkan kalo bisa di skip aja *abis tiap baca berita politik bawaannya bikin emosi jiwa* tapi berhubung nyampur sama berita hukum mau tak mau daku kudu membacanya dengan seksama dan tekun, walau tetep pilih-pilih berita juga sih.
Nah kali ini berita tentang mantan presiden Megawati muncul di salah satu situs berita, awal-awal si biasa aja bacanya, tapi setelah disimak dengan baik dan benar, daku kaget dengan bagian ini yang dikatakan oleh ibu Megawati ituh,
“Nabi saja seorang pemimpin, tapi nggak sarjana kok. Pemimpin jangan hanya dari kalangan elit saja. Itu kembali kepada rakyat. Jangan hanya politisi itu yang menguasai elit saja,” ujar Megawati.
Du du du… Aduh Bu, tapi kan Nabi gak ada yang cewek bukan? Hihi… Ups! Lagi pula Nabi itu kan utusan Tuhan, mereka manusia terpilih yang diberikan wahyu oleh-Nya agar bisa merubah umat manusia hidup lebih baik di dunia dan akhirat. Ya… Selayaknya jangan disama-samain kayak kita yang manusia biasa. Kalo berani dan mau membandingkan diri mungkin bisa sama khalifah-khalifah pemimpin umat di Timur Tengah sono, emmmm…. tapi mereka semua berwibawa, berpendidikan dan apal Al Qur’an ding… Jadi kalo dibandingin…. Gak ikut-ikut ah… *peace Bu Mega*
Daku sih pada dasarnya sepakat kalo seorang pemimpin tidaklah harus sarjana, asalkan seorang pemimpin itu memiliki semangat nasionalisme tinggi dan sungguh-sungguh mencintai rakyatnya. Tapi kalau untuk menjadi pemimpin yang baik, kan lebih bijak kalo sebelum berbicara dipikirkan terlebih dahulu dengan matang, jangan sampe apa yang disampaikan malah bikin rakyat keki atau misinterprestasi. Ada tips lho Bu supaya bisa 100% sukses kalo mau pidato, yaitu minum Mizone dulu, supaya bisa maksimal *kaburrrr!* Semangat Bu buat Pemilihan Presiden 2009, semoga sukses! (*)