Kembali Ke Dunia Agency, Ahey!

“Yakin lo Dim balik lagi pindah ke agency?”

Gak hanya satu atau dua orang yang menanyakan hal yang sama, tetapi lebih dari dua puluh orang kayaknya, hahaha. Buat yang pernah kerja di agency – baik di advertising, public relations, sampai digital – pasti sangat sadar banget kalau kerja di agency artinya waktu kerjanya akan lebih panjang daripada kerja di korporasi, waktu nongkrong jadi berkurang drastis, plus yang paling menjadi tantangan adalah kalau biasanya di posisi klien, sekarang harus melayani klien yang tidak akan selalu berjalan baik-baik saja, hihi.

But this is my choice, daku memutuskan di akhir tahun ini untuk kembali bekerja di digital agency dengan posisi yang penuh tantangan baru. However, sekarang daku jauh lebih bisa menikmati bekerja di agency, karena secara mental daku udah cukup siap *kayaknya*. Kalau dulu pas jaman masih fresh graduate dan masuk ke agency, rasanya tiap hari deg-degan apa yang bakal dikatakan klien ke daku, bakalan lembur lagi apa gak, sampai mikir apa daku cocok kerja di agency? Ternyata kekhawatiran itu sekarang udah bukan masalah lagi, daku anggap sebagai tantangan yang buat hari-hari daku menjadi lebih seru! Semua hanya tentang mind set #haiyah.

Menurut daku, menjelang tahun baru emang asiknya punya hal-hal yang baru supaya lebih semangat, salah satunya dengan memiliki kerjaan baru ini. Tapi bukan berarti tiap akhir tahun daku kudu punya kantor baru, ya! *keplak combo*

Nah, ketika daku masuk kantor baru langsung dihadapin dengan beberapa presentasi untuk calon klien dimana tentunya hampir tiap hari kami harus diskusi sampai malam hari. Tentunya gak hanya sehari dua hari, tetapi bisa berlangsung terus-menerus untuk beberapa hari. Jadinya, daku sering banget menghadapi laptop buat ngerjain atau ngecek satu-persatu slide yang akan ditunjukan ke klien. Masalahnya, laptop yang daku punya itu nyebelin banget! Udah berat, graphicnya kurang ok, plus performancenya yang lelet jadi berasa cepet tua, hiks.

Berhubung anak-anak agency tempat daku ini memang technology savvy jadi ketika daku minta saran untuk beli laptop baru, munculah beberapa pilihan. Pengennya sih daku yang enak buat dibawa-bawa berhubung sering ketemu klien dan meeting di berbagai tempat plus designnya yang kece tentunya.

Akhirnya, pilihan daku pun jatuh ke HP Pavilion TouchSmart 11 yang menurut daku cocok banget buat kita yang kerja kantoran, apalagi untuk yang first jobber karena harganya oke benjet, hanya sekitar 4 jutaan aja! :O

 photo fotohp_zps617aae80.jpg

Belum lagi designnya yang all covernya dibalut warna silver yang elegan dan yang paling penting adalah fitur layarnya yang bisa disentuh alias touch screen! Ish, tentunya daku semakin percaya diri untuk mebawanya kemana-mana dan dipake presentasi di depan klien, hihi. Berasa kekerenan daku tambah maksimal *digaplok*

Plus yang paling penting juga adalah Performance HP TS 11  yang mumpuni dengan 1 GHz AMD Dual-Core A4-1250 APU, 4 GB 1333 MHz DDR3L, dan AMD Radeon HD 8210 Graphics, yang bikin pemakainya bisa ngejalanin Windows 8 plus beberapa aplikasi secara bersamaan, termasuk maen game 3D kayak Pro Evolution Soccer. Well, walaupun daku bukan pemain game sih, hahaha.

Apa lagi ya kerennya… Oh iya! Untuk multimedia penting banget karena daku bakal sering show video ke klien, untungnya laptop ini punya perangkat multimedia yang keren, kayak HD Antiglare LED, (Front-facing) HP TrueVision HD Webcam with integrated dual array digital microphone (720p, fixed focus, low light enhancement) dan DTS Sound + audio solution. Jadinya aktivitas nonton video, dengerin music, juga sampai video call. Selain itu kapasitasnya juga ok, dengan 320 GB 5400 rpm SATA yang tersedia sebagai storage, jadi kita bisa nyimpen ribuan lagu, gambar, hingga video.

Gimana menurut kamu? Ahsek kan laptopnya, hihi. Sekarang tinggal daku memaksimalkan fiturnya yang ada di dalam HP TS 11, apalagi daku juga belum familiar dengan Windows 8 yang daku suka banget user experiencenya. Alhasil makin rajin utak-atiknya. Selalu senang kalau punya mainan baru!

Well, kalau kamu sendiri, apa hal baru yang terjadi dalam hidup kamu? 😀 (*)

Pake Yang Asli, Lebih Pasti!

Kemarin di dalam lift sepulang kerja, daku sempat ngobrol sekilas dengan salah satu rekan sekantor yang beda departemen. Karena memang jarang bertemu, jadi pertanyaan-pertanyaan standar pun muncul. Mulai dari tinggal dimana, dulu kuliah dimana, sampai udah nikah belum *keplak*. Ngobrol ngalor-ngidul tentang masa kuliah daku dulu di Jogja, temanku ini pun bilang, “Oh, kalau ke Jogja gue pasti beli kaos Dagadu tuh Dim, biasanya di jalan Malioboro, banyak banget pilihannya”. Daku terdiam sesaat. Kenapa? Kebetulan jaman daku kuliah dulu sempat kerja part-time di kaos oleh-oleh khas Dagadu Djokdja itu lebih dari 3 tahun. Jadi daku tau banget, gak ada kaos asli yang dijual di sepanjang jalan Malioboro kecuali di dalam mallnya. Kaos asli mereka pun hanya dijual di gerai-gerai tertentu di kota pelajar itu.

Pada masa itu, daku pasti semangat banget ngejelasin yang asli ada dimana aja, yang palsu dimana, beda kualitasnya apa, dan lain-lain. Apalagi sebagai mahasiswa jurusan Hukum yang gak lulus-lulus pada jaman itu, daku dengan senang hati ngejelasin pentingnya beli produk asli. Tapi berhubung karena kenal juga belum lama, jadi daku senyum-senyum aja sambil ngangguk-ngangguk.

Tapi yaaa, walau daku rajin ngasih tau temen-temen kudu beli produk asli untuk kaos Dagadu, daku selama jaman kuliah, juga tetep aja suka pinjem DVD atau program komputer bajakan. Merasa bersalah gak, Dim? Ya iya sih, tapi… *merenung*. Terus gimana kalau sekarang, Dim? Well, daku hampir gak pernah beli dvd bajakan, karena memang dasarnya gak punya banyak waktu banyak untuk nonton DVD di rumah, plus daku juga prefer nonton di bioskop ketika pas pengen banget nonton atau ya beli DVD asli, apalagi kalau film Indonesia. Jaman daku tinggal di Bangkok, daku juga selalu beli DVD asli dan kesempatan untuk ngumpulin film-film favorit. Kenapa? Karena disana mudah banget nemuin toko jualan DVD film asli plus gak perlu nunggu lama untuk ngedapetin film-film baru. Rasanya tentu lebih nyaman nonton dengan DVD bukan bajakan plus lebih awet dan bisa daku jadikan koleksi.

Nah, ngomong-ngomong tentang produk asli, ada beberapa brand yang konsisten memberikan edukasi kepada konsumennya untuk menggunakan produk asli. Seperti Hewlett-Packard (HP) Indonesia misalnya, mereka menggiatkan kampanye anti-pemalsuan untuk mengajak masyarakat luas turut mengampanyekan pentingnya penggunaan produk asli. Sepengatahuan daku juga, Hewlett-Packard juga rajin melakukan kegiatan edukasi yang membekali konsumen dan media tentang cara membedakan katrid asli dan katrid palsu, karena sekitar 58% pengguna tidak mengetahui bahwa mereka membeli produk Hawlett-Packard yang dipalsukan. Hayo, kamu udah bisa belum? Apalagi yang pada masih kuliah nih, pasti rajin banget ngeprint tugas dari dosen, kan? Hihi… Nih linknya kalau mau belajar ngebedain: www.hp.com/apacnofakes. Kenapa penting banget pake katrid asli? Karena kalau kamu pake katrid palsu ternyata bisa ngerusak printer. Itu kejadian sama daku pas jaman ngerjain thesis dulu, pas lagi ngeprint ternyata hasil printnya acak kadul *sedih*.

Ternyata, secara global, 4 tahun terakhir, HP agresif menjalankan kampanye langkah-langkah anti-pemalsuan dan telah melakukan lebih dari 4.600 investigasi di 88 negara. Sepanjang periode ini, aktivitas anti-pemalsuan telah berhasil menyita lebih dari 36 juta uni katrid palsu dan komponennya.

O iya, informasi ini daku dapetin pas banget karena daku diundang di acara press conference mereka untuk “Asli Lebih Pasti” Kampanye Anti-Pemalsuan Media Gathering yang berlangsung hari ini (03/10) di Kota Kasablanka dan ternyata salah satu manajernya adalah adik angkatan daku jaman kuliah di Jogja dan temen maen juga jaman masih muda dulu. What a coincindence! Daku dan Anja pun ngobrol banyak hal tentang jaman kuliah dulu, apa aja kabar yang terlewatkan, plus daku juga tanya-tanya tentang komitmen HP tentang Anti-Pemalsuan.

hp-hitasupranjaya

Jadi kata Anja yang bernama lengkap Hita Supranjaya, sebagai Country Business Supplies Manager Printing & Personal Systems Group HP Indonesia, kalau pemalsuan tidak hanya terjadi produk fisik atau pun pada produk dunia IT, tetapi juga merambah dunia fashion sampai obat-obatan, sehingga efek negatifnya banyak sekali termasuk kepada kesehatan. Serem, kan? Terkait katrid palsu, Anja juga menjelaskan bahwa apabila menggunakan katrid palsu akan sangat berpengaruh terhadap kualitas printing yang buruk, merusak printer, serta membatalkan garansi yang berlaku. Karena itu HP secara gencar menjalankan kegiatan terkait Anti-Pemalsuan ini baik secara global ataupun di Indonesia.

Selain HP Indonesia, Pemda DKI Jakarta juga memiliki komitmen yang sama untuk kampanye Anti-Pemalsuan, termasuk dukungan dari komunitas-komunitas kreatif di Indonesia. Daku ngebayangin, seandainya seluruh industri dan pemerintah memiliki komitmen yang sama – dan tentu saja didukung oleh masyarakat – pemalsuan produk-produk yang beredar di konsumen tentu dapat ditekan serta kepuasan konsumen akan semakin meningkat. Kalau kamu mendukung dengan kampanye anti-pemalsuan, jangan lupa untuk ikutan Fun Walk “Asli Lebih Pasti” yang akan dilaksanakan di area car free day pada hari Minggu (06/10) besok, yang dimulai dari Bunderan Hotel Indonesia dan berakhir di finish line fX Sudirman.

Nah kalau kamu, apakah ada pengalaman menyebalkan ketika menggunakan produk palsu? (*)