#DearJakarta: Foto Sana Sini!

Gak kerasa udah bulan Maret aja ya. Cita-cita awal untuk bias nulis blog setiap hari gagal total di hari ke-19 *loncat bareng patung Pancoran*. Rada sebel sama diri sendiri juga sih, karena komitmen yang udah dibikin sendiri gak bisa berjalan dengan baik. Tapi kan kemarin itu sakit, jadi buat nulis aja daku gak sanggup *alasan nomor 1894*. Tapi ya sudahlah ya, sekarang daku udah semangat buat nulis lagi, ihiy! šŸ˜€

Jadi selama beberapa bulan terakhir daku rada disibukkan dengan kerjaan yang segambreng, berasa lebih sibuk dibandingin Agnes Monica yang mau go internasional. Banyak hal yang terjadi baik yang seru maupun yang seru banget. Salah satunya, akhir bulan lalu daku sempet menjalankan ibadah umroh plus wisata religi ke Madinah dan Mekkah. Alhamdulillah banget semua berjalan lancar… Satu hal yang daku gak tahu yang namanya ibadah umroh itu banyak banget jamaah yang berasal dari Indonesia! Sumpah banyaknya lebih banyak dari pengunjung Senayan City sama Plaza Senayan dijadiin satu. Maka dari itu, yang namanya adegan foto-foto dimana aja pake kamera HP or gadget itu buanyak benjet! Mulai dari mau naik pesawat, di dalam pesawat, mau makan, keluar pesawat, naik bis shuttle, ambil bagasi, seterusnya, seterusnya, dan seterusnya *tidur sampe lebaran*.

Kalau kamu gimana, Dim? Ish, tentu aja ikutan, hihi… Untung aja daku udah bawa gadget hits nan trendy yang handy di tangan, si mungil Samsung Galaxy S III Mini, jadinya daku bisa taruh di kantong baju koko daku. Gak ribet untuk dibawa kemana-mana plus kameranya cukup canggih. Daku pun sempet foto-foto dimana aja daku pengen foto, hihi… Nah jadi menurut daku, sekarang ini emang penting benjet punya smartphone yang mudah untuk dibawa-bawa, fiturnya oke, dan hasil foto dari kameranya cukup hits untuk di share.

O iya, karena daku udah 2 minggu lebih daku gak ngerasain peradaban manusia alias mall, kemarin daku pan niat jalan-jalan ke New Look Senayan City karena pengen beli baju baru buat kerja yang stocknya mulai menipis *alasan nomor 2913*. Di pintu masuk mataku langsung terpaku sama X-Banner bergambar RAN. Itu lho band yang lagunya anak muda benjet kayak daku, hihi. Dasar yang namanya rejeki gak kemana-mana ya, ternyata New Look kerjasama dengan Samsung bikin kontes #ThinkBigThinkMini. Kontes apaan tuh, Dim?

Nah jadi kontesnya adalah kita bisa nyoba-nyoba baju or produk fashion dari New Look yang tokonya ada di Senayan City, PIM 1, dan Central Park lalu foto-foto di dalam fitting room-nya.

Kenapa harus di fitting room, karena kalau di depan kasir bakal ganggu orang yang ngantri mau bayar *hening*. Jadi ternyata di dalam ruangan fitting room itu tersedia kaca besar berupa layar Samsung Galaxy S III Mini seperti foto daku di bawah ini:

 photo e1829551-59ac-4bd3-bb45-02fd697e9030_zpsd9ceb565.jpg

Fotonya sendiri kudu ciamik yaitu harus menghadap cermin dan menggunakan kamera HP apa aja! Hadiahnya seru! Nih kalau kamu pengenĀ  2 (dua) voucher MAP senilai Rp 500 ribu setiap minggunya atau 3 (tiga) Samsung Galaxy SIII Mini di akhir periode 31 Maret 2013, kamu-kamu yang ngaku hits kudu ikutan! *pose*. O, iya hasil fotonya jangan lupa di twit dengan hashtag #ThinkBigThinkMini lalu mention @Samsung_ID dan @NewLookIND yaaa! Yuk ah daku mau cabs foto lagi, mana tau bisa bawa pulang voucher MAP minggu ini =)) (*)

#DearJakarta: A reply letter to you.

Dear Hanny,Ā 

A memory is a photograph taken by the heart to make a special moment last forever.

Seandainya saja, mata ini serupa dengan kamera yang sering kamu jinjing di setiap langkah kecilmu, mungkin aku sudah meyimpan ribuan album memori yang ingin kuceritakan detailnya satu persatu. Di antara tawa lepas, senyum tipis, sampai air sudut mata yang jatuh diantara sesapan latte dingin dan titik-titik air yang luruh di pelataran.

Aku baru saja pulang, Han. Menikmati teriknya matahari, menggengam air laut, menatap karang-karang cantik, sampai aroma makanan yang asing tetapi luar biasa ketika disesap. Aku menyadari. Betapa waktu telah membuat aku cepat lupa. Lupa akan rasanya berjalan di pasir putih dengan kaki telanjang, lupa akan rasanya tertawa lepas sampai jam 2 pagi diantara cerita, lupa akan rasa bahagia atas sentuhan di pundak dari teman baik, dan… lupa betapa beharganya menikmati saat ini. Sekarang. Seperti yang kamu tulis di surat indah yang telah aku terima.

There’s always gonna be that one thing you hate but you can’t change. Kamu ingat cerita kita di bawah bintang dan siluet kucing hitam di waktu itu? There’s always be that one thing that I can’t change. Tetapi, aku sudah mulai menerima. Belajar untuk menjadi diri sendiri yang kuat. Memaafkan, mengampuni, lalu mulai berjalan dengan langkah pasti sampai kamu melihat bayangan punggungku mengecil di ujung jalan. Karena, aku dan kamu percaya, ketika hidup menjadi terasa begitu sempurna, dunia akan menjadi tampak membosankan. Aku akan merayakan setiap momen. Menyimpan setiap pertemuan. Lalu meletakkannya satu per satu di album memori. Lalu nantinya kujadikan sekumpulan momen dimana kamu akan terpekik riang ketika melihatnya. Karena aku bahagia. Dengan sendirinya. Dengan sendiriku.

That one mistake you can’t take back. Keputusan yang tidak tepat. Masa lalu yang terus mengejar. Tetapi bukankah itu juga menjadi bagian dari memori, Han? Aku tak ingin – walau bukan berarti tak pernah – menyesali masa lalu. Karena rasanya seperti membawa buku yang telah penuh sesak akan tulisan, tapi aku terus menulis kisah yang sama di atas kertas yang tak berbeda. Useless. Toh, hidup akan terus berjalan. Tuhan akan terus mendengarkan. Dan kamu… akan terus berada disana untuk menepuk pundakku yang kadang terasa berat.Ā  Ā 

That one memory you would do anything to have again. Satu memori yang akan kita simpan untuk seterusnya. Sekarang. Selamanya. Kamu percaya Han, bahwa akan selalu ada satu memori yang ingin selalu kamu genggam di tanganmu? Mulai dari awal kita terjaga pagi sampai ketika mata mulai terpejam. Mungkin… Itu yang dinamakan cinta. Satu hal yang terkadang membuat kita menjadi manusia paling egois karena kita ingin terus memilikinya. Padahal, terkadang cinta memilih untuk hadir diantara saat-saat sekarang. Mulai dari sepucuk surat, matahari terbenam, angin di balik telinga, dan sebaris ucapan selamat ulang tahun di sepotong kartu kecil. Dan aku, akan menyimpan setiap momen dengan hati dan akan mengenangnya tanpa rasa sesal. I will live with no excuses and love with no regrets.

Love,

Dimas