aku di dunia serba kanan

Bukannya Tuhan menciptakan kedua tangan kita untuk dapat digunakan kedua-duanya? Sama lah seperti dua mata untuk melihat, dua telinga untuk mendengar, dan dua hati untuk selingkuh *PLAK!*. Pertanyaanku nih, kenapa banyak orang menganggap aneh jika ada seseorang menggunakan tangan kirinya untuk menulis? KIDAL, begitu orang-orang menyebutnya. Mungkin mereka gak pernah tahu, betapa capeknya hidup di dunia yang serba kanan ini. Semua fasilitas tampaknya ditujukan untuk mereka yang beraktivitas menggunakan tangan kanan. Dan sayangnya, aku pun dilahirkan untuk menjadi seorang kidal. Untung saja aku punya orang tua yang sangat demokratis *atau dibiarkan sebenarnya, hihi*. Mereka tak pernah memaksaku untuk menggunakan tangan kanan untuk kegiatan yang bersifat personal. Walau untuk kegiatan yang bersifat sosio-normatif seperti bersalaman, makan, menerima barang, dan hal-hal lain tentu aku harus menggunakan tangan kanan dong. Bisa-bisa gak diakuin sebagai anak kalau daku makan di depan umum pakai tangan kiri, du du du. Tapi ssttt… kadang kalau pakai sumpit aku tetap menggunakan tangan kiri, susah sih!

Anyway, penderitaanku menggunakan tangan kiri dimulai sejak jaman sekolah dasar, dimana guru-guru SD itu dengan tak tahu dirinya berbicara,

“Ayo Dimas, nulisnya pakai tangan yang manis. Nah seperti itu… Jangan dibiasakan pakai tangan kiri ya. Gak bagus.”

URGH! Gak tahukah mereka kalau penelitian terbaru jika anak-anak kidal dipaksakan menulis tangan kanan secara terus-menerus bisa menyebabkan disleksia dan mengaburkan dominasi fungsi otak? Untung saja aku gak sampai disleksia, adanya sekarang malah menjadi manusia yang super duper berisik. Nyebelin pula.

Lalu, belum lagi kalau muncul pertanyaan yang sangat mengerikan untuk didengar ini,

“Eh Dim, boleh nanya ya, by the way kamu kalo ceb*k pake tangan apa dong?”

ARGH! Oh Tuhan, aku butuh privasi! Sepertinya aku butuh emergency button yang langsung membelah daratan dan kemudian aku bisa sembunyi didalamnya. Penting gak sih sampai hal seperti itu ditanyain?! Hm… Tapi kalau memang ingin tahu, message aku aja ya, haha… *jorok ih!*

Pada akhirnya teman, sampai masa bangku SMU, pasti ada satu atau dua guru yang bersikap tidak bersahabat dengan aku yang menulis dengan tangan kiri. Padahal ya, untuk menutup ‘perbedaan’ aku ini, aku bisa menulis dengan tangan kiri ini dengan sangat bagus sekali *kedip-kedip*

Kemudian, penderitaan itu semakin parah ketika mulai masuk bangku kuliah, tahu sendiri kan meja kuliah seperti apa? Yap, sandaran untuk menulis SEMUAnya terletak di sebelah KANAN! Kebayang kan jika aku harus mencatat, mengerjakan soal, dan melakukan banyak hal semuanya di sebelah kanan, tapi yang bekerja adalah tangan kiri? Betapa tersiksanya badan ini. Apalagi cara duduk ku pun menjadi jauh sekali dari kesan seksi. Sungguh sangat merepotkan. Tersiksa fisik dan batin.

Lalu, kalau diperhatikan dengan seksama nih, bahasa Inggris pun sebenarnya juga meremehkan kami yang orang kidal. Kata right yang merujuk pada bagian kanan tubuh kita, pasti memiliki arti baik atau benar. Misalnya saja, berhubung aku kuliah hukum nih, misalkan ketika kita minta keadilan rakyat, pasti bilangnya civil rights, mana ada civil lefts?

Walau untungnya nih, sudah lama berkembang mitos di kalangan akademisi, bahwasannya mereka yang kidal biasanya memiliki kecerdasan intelektual yang berlebih daripada mereka yang tidak kidal, karena mereka biasanya mampu atau terpaksa menyeimbangkan fungsi kedua otaknya, baik otak kiri ataupun otak kanan. Artinya kemampuan matematis ataupun kemampuan seni bisa berkembang sejalan. Yah, walau keabsahan mitos ini sampai sekarang belum terbukti, minimal aku sendiri gak bisa membuktikannya, hehe… Kecerdasan intelektual berlebih? Huh! *ngeloyor mengurung diri*

Kesimpulannya, menjadi berbeda itu memang tak pernah mudah. Kadang kita harus mengeluarkan effort dua kali lebih besar untuk mencapai tujuan kita daripada mereka yang beruntung menjadi ‘normal’. Sama lah seperti orang kidal, betapa susahnya harus menulis dengan pulpen bertinta gel, betapa sulitnya menyesuaikan diri dengan gadget yang biasanya right-hand minded (contoh simpelnya ya mouse komputer kita), dan begitu banyak hal yang berbau kanan lainnya yang harus dihadapi sehari-hari. Tapi untungnya, gak semua benda yang dijual dipasaran serba kanan, emangnya kamu mau gitu, pakai sandal kanan doang, sepatu kanan doang, atau celana kanan doang? Haha…

Bagaimanapun juga, aku bersyukur bisa hidup di dunia serba kanan ini. Seperti Osama bin Laden dan George W. Bush yang juga bersyukur akan hidup mereka. Lho, kenapa mereka berdua? Karena baru saja aku tahu, ternyata mereka berdua pun juga pengguna sejati tangan kiri, alias kidal… HAH?! (*)

Author: Dimas Novriandi

An Indonesia-based lifestyle blogger covering city life, style, travel, gadget, book and menswear world.