Kantor Check & Bechek lagi sibuk berat. Semua dikarenakan ada pembagian tugas untuk membuat liputan pemilihan puteri-puterian yang lagi hangat banget akhir-akhir ini. Mulai dari pemilihan Miss Indonesia sampai pemilihan Puteri Indonesia yang segera bakal ngadain seleksi di seluruh penjuru Indonesia. Wah sungguh menyenangkan! Sudah terbayang daku bakal mewawancarai wanita-wanita cantik yang cerdas dan berkepribadian menarik itu. Tapi semua impian segera buyar, huhu… Karena produserku bilang, daku harus mencari salah satu mantan pemenang Puteri Indonesia untuk diwawancarai, siapa ya?! Artika Sari Devi? Duh pasti si cerdas ini sibuk sekali pacaran sama si-manusia-beruntung-sekali-gak-tau-kok-bisa-sama-Artika alias Baim, atau si cantik Nadine Candrawinata aja? Emm… Daku gak tega sih, mikir Jakarta itu ibu kota atau negara saja dia masih bingung *kaburr!*. Baiklah, daku putuskan akan mewawancarai salah satu mantan Puteri Indonesia terbaik sepanjang masa, fashion icon yang menjadi panutan semua kaum hawa, dan penari yang sangat berbakat. Yes, absolutely her, the one and only Pena Melanda! Hei jangan bengong, ayo dong beri tepuk tangan yang meriah! Uhui!
*pembicaraan via handphone*
Dimas: “Mbak Pena! Dimana posisinya? Daku dah muter-muter mpe keriting nih nyariin Mbak Pena!” *bete sambil bawa-bawa kamera segede gaban*
Pena: “Aduh Dimas, tau aja rambut saya lagi keriting, hihi… Pake ijo Dimas, cari wanita paling cantik pake baju ijo di food court ini.”
Dimas: “Tapi… Disini banyak wanita cantik, dan banyak yang pake baju ijo Mbak Pena!”
*geregetan sambil tendang kursi*
Pena: “Ya ampun, jelas lah, JELAS saya yang paling cantik disini, cepetan!”
Dimas: “Iya… Iya Mbak Pena.” *celingak-celinguk*
Daku udah muter-muter sampe bego, tapi daku gak liat cewek paling cantik berbusana hijau itu. Adanya orang-orang lagi ngeliatin shemale lady yang pakaiannya ancur banget. Bayangin aja, di tengah-tengah keramaian begini, shemale lady itu pake topi anyaman Malioboro sepuluh ribuan warna ijo terang segede gorilla, dan bajunya… ampun… Pena Melanda tolonglah dia! Perpaduan baju semi bolero bergaris-garis yang bahannya diambil dari sarung bantal dan guling gak kepake, dipadu hotpants hijau tosca, sangat gak kalah ‘menantang’ untuk dikomentari. Dipinggangnya pun tak ketinggalan, rantai pinggang mungil milik si doggie yang bersedih karena harus kehilangan rantai kesayangan selamanya. Ow… Ow…
Karena penasaran daku pun mendekati mas-mas eh… mbak-mbak itu dari deket. ARGH TIDAK! Kalo Vina Panduwinata ada kumis di dadanya *inget kan lagu di dadaku ada kamu? Hihi*, nah mas eh atau mbak ini di dadanya ada sekuntum bunga bangkai! Raflesia Arnoldi is back for good… Luar biasa, pasti rakyat Bengkulu akan menangis terharu melihat bunga bangkai menjadi trend baru di ibukota.
Mataku masih tertuju padanya. Mana mungkin daku bisa berpaling dari rambut palsu keriting anehnya itu yang kayaknya dari beli udah satu paket nempel di topi *mirip sama topi anak-anak yang udah dipasang rambut kepang*. Aku pun melangkah mendekat, dan manusia unik berpakaian aneh itu pun memalingkan wajah ke arah daku, dan…
Pena: “Dimas! Kamu kemana aja?! Sudah saya tunggu dari tadi kaleee! Ayo mulai wawancaranya!”
*jantungan dan shock berat*
Dimas: “Mbak… Mbak Pena?! Jadi….?!”
Pena: “Iya… Saya cantik banget ya? Sampe semua orang ngeliatin, hihi… Saya mah dah terbiasa jadi pusat perhatian.” *kedip-kedip sambil mengulin rambut*
Dimas: *berlari-lari pake daster sambil menampar diri sendiri* (*)