tesis membawa berkah (part two)

Guys! Akhirnya daku LULUS juga! Yippie! *tatapan bingung dari pembaca* Ya… Ya… Memang kemaren daku masih heboh sekali cerita tentang tesisku yang dianggap soto sama dosen pembimbing tercinta. Tapi good newsnya adalah… Sabtu lalu ketika daku dengan langkah sangat tidak percaya diri untuk bimbingan kedua, dan setelah menunggu sampe jenggot 2 meter saja *karena tidak begitu lama* akhirnya daku – si tampan ini – masuk ke ruangan bimbingan. Pasang senyum selebar tiga jari dan rambut abis disasak pake tangan di kamar mandi lantai bawah. Pak Taufiq dengan sigap langsung ingin langsung melarikan diri *ya gak lah! huehe*. Dengan senyum ramah, beliau mempersilahkan aku duduk dan kemudian sedikit mereview hasil revisiku. Beliau hanya bilang kalau kesimpulan saya lebih dipertegas, karena dianggap masih terlalu luas dan tidak fokus. Cuma itu? Iya, cuma itu teman-teman! Kok bisa ya? Hihi…

Pak Taufiq: “Mana Mas lembar pengesahannya?”

Dimas; “Hah lembar pengesahannya? Saya kira… Saya masih butuh revisi beberapa kali lagi Pak.” *wajah kaget plus bingung, butuh nafas buatan!*

Pak Taufiq: “Ya sudah, besok Senin saja, kamu lengkapi semua tesisnya dan sekalian saya approve.”

Dimas: *wajah sumringah* “Baiklah Pak!”

Dengan langkah riang gembira, dengan bunga-bunga disekeliling, dan suara burung bernyanyi *kayak Gita Gutawa di video klip Du Bi Du* aku pun melangkah ke arah sekreteriat Magister Hukum Bisnis UGM. Disana daku bertemu Dhony sohib sekelas yang sudah lulus tes pengacara *sirik berat plus ngarep ketularan pinter*.

Dhony: “Dimas! Gimana tesisnya? Dah ACC?”

Dimas: “Udah Dhon, akhirnya! Baruuuu aja, hehe….”

Dhony: “Wah selamat! Ayo kita ujian bareng!”

Dimas: “Ya gak mungkin lah Dhon, kan pendaftaran ujian terakhir hari ini… Huhu…”

Dhony: “Iya ya…” *wajah sedih*

Tiba-tiba keajaiban datang…

Mbak Dian yang bekerja di sekretariat ternyata menyimak percakapan kami dengan sangat baik, karena kami berdua memang kalo ngobrol seperti berada di tebing dan satu lagi di dalam jurang, karena kalo dah ngomong tentu saja dengan kekuatan suara 7 oktaf yang dasyat, hihi…

Mbak D: “Lho ya udah Mas Dimas, daftar sekarang aja! Kami tunggu sampe jam 6 sore nanti syarat-syaratnya.”

Dimas: “HAH? Apakah itu mungkin?” *sok EYD*

Mbak D: “Mungkin banget! Ini syarat-syaratnya, tiga bundel tesis yang udah di JILID, tiga naskah publikasi yang udah di JILID, dan surat keterangan tes TOEFL.”

Dimas: “APAAAA?! Ya gak mungkin lah Mbak, lah wong tesis saya aja belum ada kata pengantar, intisari, abstractnya. Di jilid pun?!” *ngelirik jam, udah jam 11 siang bolong*

Mbak D: “Ya tergantung kamu Mas. Mau gak ujian? Lagipula ngapain juga kamu wisuda sendiri nanti, lah wong temen-temen se-gengmu bakal wisuda April semua.”

Dimas: *membayangkan wisuda bareng, foto-foto gak jelas, dan teriak-teriak bareng di ruang wisuda* “Ah baiklah! Daku akan coba nyelesain semua Mbak!”

Mbak D: “Ini aku printkan surat pengesahan, sekarang cepetan minta tanda tangan Pak Taufiq!”

Setelah urusan tanda tangan kelar, daku ingin rasanya punya seribu tangan karena bayangin kudu buat revisi kecil, kata pengantar, intisari, abstact berbahasa Inggris, naskah publikasi 15 halaman *ini naskah kayak rangkuman tesis yang bakal diterbitin berkala* dan mencari kemana nilai TOEFLku dalam beberapa jam, semuanya tampak sangat gak banget! Tapi aku harus berjuang demi masa depan *menatap ke angkasa*

Akhirnya kugeber pulang ke kos dan mulai mengetik ini dan itu, sambil YM-an dengan teman baik di Jakarta untuk membantuku yang cacat grammar mengerjakan abstract. Pas mau ngeprint… Rasanya ingin kugoreng itu printer, kuiris-iris dan kumakan pake saos, karena tintanya abis! ARGH! Disaat-saat seperti ini! *berpikir cepat* Kalau jam segini daku inject tinta adanya daku berjamur karena nungguin itu tinta kelar diisi. Akhirnya dengan derai air mata haru, daku terpaksa kudu beli catridge tinta printer yang asli. Yang tentu saja harganya bisa buat beli cardigan biru yang daku pengen banget, huhu.

Akhirnya setelah ngeprint sana dan sini, daku ternyata belum punya Kata Pengantar. Haduh! Bikin tesis tanpa kata pengantar sama saja kayak nonton infotainment tapi gak ada gosip perceraian! Untung saja Dita, sohib sekelasku yang lain datang ke kos dengan tangan tidak hampa. Dengan girang aku pinjam softcopy kata pengantarnya, trus tinggal ganti nama dosen dan ortu, kelar dah! Hihi… Lagi pula kata Dita itu kata pengantar dengan ajaibnya udah baku dipake sama temen-temen sekelas, du du du. Sama semua dong?

Udah selesai Dim? Belum! Jam udah nunjukin pukul empat sore, dan nilai TOEFLku belum ketemu! Telpon Mas Asep, staff sekretariat yang baik hati *halo mas, makasih dah baca blog-blog aku, hihi* katanya tak apa daku mengumpulkan nilai itu menyusul, tapi semua syarat lainnya harus dah dibawa ke sekret jam lima… HAH?! Bukan jam 6? Kalo gitu sejam lagi dong? Dengan secepat kilat daku cari tempat fotokopi yang bisa ngopi dan jilid kilat. Kalo keadaan begini pengen rasanya ketemu jin yang bangun Prambanan, hihi… Dan untung saja akhirnya daku menemukan tempat potokopian itu.

Akhirnya semua jilidan tepat jam lima kelar! *walau harga jilidannya membuat setengah calon cardigan biruku melayang lagi* Dengan diiringi hujan gerimis, aku meng-SMS Mas Asep kalo aku sekarang lagi OTW ke kampus. Dan pas sampe kampus… Semua tampak gelap dan Bu Endang bagian keuangan sedang mau mengunci pintu sekret. Buru-buru aku menanyakan posisi Mas Asep.

Bu Endang: “Sudah pulang Mas… Sepertinya ada keperluan yang penting.”

Dimas: “Hah?! Tapi saya boleh ya Bu titip semua prasyarat di meja Mas Asep?”

Bu Endang: “Oh ya sudah taruh di meja saja.”

Dimas: “Baiklah… Terima kasih Bu.”

Lalu setelah aku membaca pesan di HP…

From: Mas Asep MHBK

“Mas Dimas, maaf saya sudah pulang. Dianter besok Senin aja ya semua prasyaratnya jam 7 pagi pas. Jangan sampe telat ya, hehe…”

MASS ASEEEEPPPPP! Kok gak dari tadi ngomongnya! Kan daku gak perlu senam jantung begini ngerjain semuanya, huhu…. Tapi memang ada hikmahnya sih. Akhirnya daku bisa menyelesaikan semuanya. Dan hari ini pun aku sudah menempuh ujian dengan lancar tanpa kendala yang berarti walau hanya ada waktu dua hari untuk belajar. Alhamdulillah…. Terima kasih semua atas doa-doanya *senyum sambil kedip-kedip*. O ya, belum melayani makan-makan ya, karena belum wisuda nih. Atau biar afdol, tunggu daku lulus S1 yang satunya lagi dulu ya, hihi… *kaburrr!* (*)

 

PS: terima kasih untuk cinta dan dukungan dari keluargaku tercinta… Semua staff MHBK UGM yang membuat impian kelulusan menjadi nyata, sahabat-sahabat satu angkatan yang selalu mengingatkan dan mensupport, you’re all the best lah, hehe… Serta sahabat-sahabatku dimanapun, yang telah memberikan doa dengan menemaniku, SMS, telepon, email, dan mediator lainnya, semua doa kalian sungguh menguatkanku, terima kasih 😉 Untuk semua blogger yang merelakan waktu membaca cerita bodohku, kalian luar biasa! Love ya, hehe….

Author: Dimas Novriandi

An Indonesia-based lifestyle blogger covering city life, style, travel, gadget, book and menswear world.