Dear Emma,
Life is not a matter of chance, but a matter of choice. Masih ingat kan Ma dengan motto kita berdua itu? Sekarang kita harus berpisah. Aku di kotamu. Kamu di kotaku. Karena sebuah pilihan. Terpaksa perpisahan yang harus kita tempuh.
Sekarang aku duduk sendiri. Di bangunan tua tempat aku mengambil foto ini. Disaat senja sudah menyapu langit. Disaat angin terhenti sesaat. Aku terdiam. Teringat waktu kita berdua ketika masih mengalir pelan.
Tapi, jangan hiraukan aku. Aku akan bertahan. Begitu juga kamu. Tetaplah berjalan tegak, langkahkan ke depan, dan jangan pernah berpaling lagi.
Percayalah. Cerita antara kita tak mungkin terhenti. Selama gedung tua ini masih berdiri kokoh. Aku akan terus menunggu. Diantara tumpukan buku dan sebaris puisi yang aku tulis untukmu…
Untuk sahabatku Emma, jangan pernah hentikan mimpi itu, teruslah berjuang.