Keajaiban Dunia Bernama Dimas

Satu hal yang benar-benar kusyukuri dari kursus penulisan yang kuikuti adalah, aku bisa bareng Dimas. Makhluk ajaib yang satu itu sukses membuatku bersemangat tiap hampir menyerah melanjutkan tulisan 🙂 Teringat saat satu minggu pertama kursus, kukatakan padanya,

“Dim, tar transfer ilmumu ke aku ya. Aku akan telat datang, soalnya mesti nunggu pulang kantor dulu..”

Jawabannya polos banget.

“Hehehe..semoga aku bisa ya As..kamu tahu sendiri kan aku juga lemot..” Gubrak..

Dulu, aku hanya mendengar namanya dari beberapa teman siaranku. Dimas si penyiar Prambors, Dimas yang baik hati, Dimas yang bla..bla..bla.. Aku penasaran. Tak disangka kami akhirnya bertemu di Sabayatsa. Aku masih ingat hari itu, Dimas yang sibuk dengan kamus bahasa Jepangnya saat kami sedang mengikuti training menjadi liaison officer. Lucu kalau ingat masa-masa itu. Masa-masa penuh kebingungan 🙂

Satu yang benar-benar kukagumi darinya adalah semangatnya yang pantang menyerah. Mau halangan sebesar apa, terjang. Berjuang sebaik-baiknya 🙂 Continue reading “Keajaiban Dunia Bernama Dimas”

calon novelet: KOSTmopolitan

“Mas kalo yang dikamar ujung itu siapa? Rapi banget kamarnya.”

“Ssstt! Itu si Denis anak Medan, kayaknya dia itu punya penyakit compulsive disorder, semua barangnya harus disusun sesuai warna. Coba buka lemarinya, celana dalam aja bisa urut dari putih ke item, hihi…”

Ini saat-saat yang paling disukai Rando – anak kos yang paling lama tinggal di KOSTmopolitan (begitu biasanya dia dan teman-temannya menamakan tempat kos mereka) – yaitu saat menjelaskan tingkah polah teman-temannya yang ajaib dari setiap penghuni kamar. Apalagi setiap kepala di kos itu punya keunikan yang kadang bisa membuat tangan mengelus dada.

“Nah, kalo si Hendri yang kamarnya sebelah kamar Denis itu bisa ketiduran dimana aja, coba aja ajak ngobrol 5 menitan, pasti dah bablas, kekeke… Maklum anak kedokteran, jam tidurnya minim banget. Kalo mau ngajak ngobrol dia bawa makanan, dijamin baru melek.”

Rama anak kos baru yang terjebak di KOSTmopolitan hanya bisa mengangguk-angguk pasrah. Continue reading “calon novelet: KOSTmopolitan”