#Day6: Belajar Hal Baru

Kapan terakhir kali kamu belajar hal baru? Bisa apa saja, mulai dari belajar bahasa asing, merajut, bahkan sampai belajar membuat kue kesukaan kamu.

Kalau saya sendiri setelah dipikir-pikir, hal baru yang terakhir dipelajari adalah menyetir mobil. Iya, menyetir mobil. After all those times, di usia yang udah gak muda lagi, saya baru belajar, haha. Masih banyak check list yang ingin saya pelajari, misalkan seperti belajar berenang, beberapa keahlian digital marketing, atau mempedalam bahasa Inggris.

Tetapi selalu ada alasan bagi saya untuk menunda, karena keterbatasan waktu dan juga rasa malas yang mengalahkan keterbatasan waktu. Kalau dipikir-pikir, kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menonton video YouTube, scrolling timeline social media, atau jalan-jalan di mall ketika weekend. Seandainya dikonversi waktunya, tampaknya akan sangat cukup untuk belajar sesuatu yang baru.

Belajar hal yang diluar kebiasaan kita akan selalu menarik, karena kita harus keluar dari kebiasaan dan zona nyaman, dimana kita sudah paham dengan baik apa yang harus dijalani. Terkadang, bahkan dengan belajar atau melakukan sesuatu yang berbeda, kita bisa menemukan passion atau hobi kita dengan tanpa sengaja.

Misalkan saja ada teman saya yang awalnya hanya sekedar ikut-ikutan latihan yoga atau lari outdoor karena diajak oleh temannya, in the end, mereka malah lebih rajin latihan dibandingkan teman yang mengajaknya pertama kali. Mereka menemukan hobi baru yang seru. Sounds familiar, kan?

Belajar hal baru bisa dari mana saja dan siapa saja. Hal ini ditanamkan di diri saya oleh para jurnalis kampus senior ketika saya aktif di media kampus dulu. Pesan yang mereka sampaikan adalah,

Setiap orang adalah guru dan setiap tempat adalah sekolah.

Ketika itu saya berfikir, “Wah, benar juga, ya!”. Kita bisa belajar hal yang baru dari siapa saja. Mulai dari supir taksi, klien di kantor, sampai di kamar ketika belajar bagaimana cara memasang dasi dengan baik melalui video tutorial. Yah, semoga saja kedepannya saya dan juga kamu, menjaga semangat penasaran untuk mencoba berbagai hal baru, mencari tahu sesuatu yang baru, dan bergegas untuk mencobanya tanpa rasa ragu.

Eh iya, saya baru mau mendaftar sesuatu yang baru, nih. Rencananya mau memulai kembali olahraga di gym center. Doakan saya konsisten latihan, ya! (*)

#Day4: Mencari Kebahagiaan

Tiba-tiba saya dapat pesan melalui Line dari Ronny teman baik saya yang sedang liburan di Bangkok.

“Kak, dapat salam nih dari kantormu yang dulu, haha”.

Sepotong foto gedung terlampir dan saya pun seperti terbawa ke kenangan masa-masa bekerja di sana selama setahun lebih. Dimana saya tinggal sendirian, tak memahami mereka berbicara mengenai apa satu sama lain, serta saat saya benar-benar memahami makna sepi di dalam keramaian, haha.

Pada masa itu saya banyak belajar hal. Salah satunya adalah rasa sepi itu kita yang menciptakan sendiri. Kalau kita hanya terus mengasihani diri sendiri atau buruknya terlalu menikmati kesendirian itu tanpa melakukan sesuatu, akhirnya kita akan semakin terpinggirkan. Padahal di dunia luar itu banyak sekali hal yang bisa dinikmati dengan langkah pelan dan tanpa terburu-buru.

Ketika di sana saya bertemu dengan beberapa teman sesama ekspat dari Indonesia – yang akhirnya bersahabat dan terus bersilaturahmi sampai sekarang – dengan kesengajaan, modal nekat, dan teknologi. Berawal dari menghubungi mereka melalui akun social media dan akhirnya bertemu. Siapa sangka, ternyata kami satu frekuensi dan menjadi katalis kebahagiaan selama di sana.

Keluarga kecil dari Bangkok

Kesimpulannya, mencari kebahagiaan bisa melalui apa dan siapa saja, selama kita ada kemauan mencarinya, bukan hanya sekedar menunggu. Saya percaya, kebahagiaan itu bisa berwujud sebuah buku, secangkir kopi, obrolan singkat dengan teman kantor yang duduk satu ruangan, sampai sapaan “Hello” melalui online messenger. Teman saya pernah berkata,

“A simple hello could lead to a million things”.

Saya setuju, karena salah satunya mungkin akan mengawali kebahagiaan itu sendiri. Nah, kalau kamu, apakah masih mencari kebahagiaan itu? Atau apa wujud kebahagiaan kamu? (*)