banjir di kamarku

Sore yang mencekam di kos-an Akobang (anak kos bu bambang). Hujan deras ditemani angin yang berhembus kencang sungguh membuat aku enggan beranjak dari kasur. Amit-amit deh kalo aku di suruh keluar kamar kalo gak ada yang penting-penting amat, kecuali tiba-tiba Dewi Perssik lewat depan kos, nah itu baru mau aku beranjak dengan gesit dari tempat tidur, hihi. Nah, alhasil setelah aku membaca koran-koranku *memang jamak, karena daku rapel baca koran Kontan edisi Kamis mpe Sabtu, duh!* akhirnya dengan sukses aku terlelap, memeluk guling dan mulut menganga.

Tiba-tiba tidur soreku yang damai dan tenang terusik oleh suara anak kostku, Cesar.

Cesar: “Mas Dim! Ya ampun! *wajah shock* Bangun Mas! Kamarnya banjir!”

Dimas: “Hah jam berapa ini Sar?” *muka bodoh*

Dengan wajah berbentuk bantal aku mencoba mengumpulkan nyawa dan menatap ke lantai… HAH?! Sejak kapan boneka lumba-lumbaku bisa berenang di air? Keren banget!

*tersadar akan kebodohan*

Dimas: “CESAR! Airnya kok bisa MASUK kamar gini?! Astaga, tas gue! Laptop! Buku!”

*kepanikan stadium IV*

Dasarnya memang nasib apes, tadi siang berencana mau ngerjain skripsi dan tesis di luar kos batal total, jadinya tas ku yang biasanya ku taruh di atas meja dengan indahnya hanya kugeletakkan di karpet, alhasil semua barang di dalam tas menjadi korban tak berdosa. *TIDAK! Tolong! Menangis darah kalo data-data mpe hilang*

 

 

Continue reading “banjir di kamarku”

Keajaiban Dunia Bernama Dimas

Satu hal yang benar-benar kusyukuri dari kursus penulisan yang kuikuti adalah, aku bisa bareng Dimas. Makhluk ajaib yang satu itu sukses membuatku bersemangat tiap hampir menyerah melanjutkan tulisan 🙂 Teringat saat satu minggu pertama kursus, kukatakan padanya,

“Dim, tar transfer ilmumu ke aku ya. Aku akan telat datang, soalnya mesti nunggu pulang kantor dulu..”

Jawabannya polos banget.

“Hehehe..semoga aku bisa ya As..kamu tahu sendiri kan aku juga lemot..” Gubrak..

Dulu, aku hanya mendengar namanya dari beberapa teman siaranku. Dimas si penyiar Prambors, Dimas yang baik hati, Dimas yang bla..bla..bla.. Aku penasaran. Tak disangka kami akhirnya bertemu di Sabayatsa. Aku masih ingat hari itu, Dimas yang sibuk dengan kamus bahasa Jepangnya saat kami sedang mengikuti training menjadi liaison officer. Lucu kalau ingat masa-masa itu. Masa-masa penuh kebingungan 🙂

Satu yang benar-benar kukagumi darinya adalah semangatnya yang pantang menyerah. Mau halangan sebesar apa, terjang. Berjuang sebaik-baiknya 🙂 Continue reading “Keajaiban Dunia Bernama Dimas”