#4 cup: Apa Lentera Hatimu?

Dulu, sewaktu jaman masih kuliah di Jogja, daku sering berandai-andai sama Ageng temen kosku. Seandainya di kamar kos kami ada unlimited access internet, AC dan suasana kamar yang nyaman, pasti kita gak bakal pernah keluar kamar karena saking betahnya, ngendon sampe bego, berjenggot, mata melotot dan rambut menjadi gondrong ala Wiro Sableng 212. Kalau daku, tentu ditambah cita-cita bakal ngeblog tiap hari sampe jari-jari tangan segede jempol kaki! Tapi setelah pindah ke Jakarta, well, I’ve got those all, tapi… balik kantor, sampe rumah, makan, terus masuk ke kamar dan langsung tewas kayak manusia dikasih racun tikus satu gentong. Mulut mangap dan bahkan sering banget malas mandi, hihi. Iya sih, kadang-kadang masih sering chat sama temen-temen, itu pun supaya daku gak jadi total manusia autis yang sampe lupa sama temen-temen. Sebulan terakhir sering muncul pertanyaan, misalkan aja,

“Mas, mana ‘kopi’nya gak pernah dibuat lagi?”

“Duh Mas, kok jadi blogger durhaka lagi nih.”

“Dimas, mana reportnya, kok belum ada? Cepetan!”

Eh kalo yang terakhir itu dari temen kantor ding, hihi. Yang pasti, terima kasih untuk yang udah dengan rela hati ‘mengingatkan’ daku via comment, YM, FS, FB sampe secara langsung menanyakan nasib blog daku yang mati suri. Hidup segan, nge-Plurk tetep jalan, kikiki. *sambil ngelirik blog tikabanget*

Hidup di Jakarta memang gak semudah yang daku kira. Waktu berasa berputar cepat, ngupil aja rasanya udah ngabisin waktu sejam, kebayang kan kalo ditambah loncat kodok atau atau maen hula-hula? *lho ini di Jakarta ngapain je Dim?* Belum lagi macetnya yang amit-amit, apalagi daku bukan tipe manusia yang bisa tidur dalam keadaan apa aja, jadinya selama macet daku cuma bisa pasang tampang kosong sambil dengerin Gen FM yang lagu-lagunya itu mulu dari pagi ampe malem, sampe heran, ini radio gak punya lagu laen apa yak?! Dan yang lebih parahnya, guys, bukan ngeblog aja daku berhenti, daku juga dah gak nonton tipi udah sebulan! Kebayang kan seorang Dimas yang infotainment junkie ini gak nonton TV?! Daku sakau teman, daku sakau!

Akhirnya daku pun teriak dengan semangat di kantor,

Dimas: “Jeungg, gossip terbaru di TV apaan seh?!”

*krik krik krik* Suasana hening, tanpa ada jawaban.

Dimas: “Jeungg, tau gak seh si Sheila pacarnya Roger ketangkep karena narkoba?”

Tatapan mata bingung menghujam ke arahku,

“Mang Sheila itu sapa Dim? Kok gue gak pernah denger?”

Dan seakan-akan mata yang lain pun menyetujui pertanyaan itu. GUBRAK! Kikiki…. Besok-besok daku akan ngasi kelas training buat mereka “Gossip for the dummies”, dengan mata kuliah pertama “Who’s Who in Indonesian Infotainment”, peringkat pertama tentu saja neng Cinta Laura dan kedua Dewi Perssik *gak ada yang tau kan kalo penulisan Perssik yang bener harusnya dobel S?*, kakaka.

Ada cerita apa lagi Dim? O iya, daku mau sedikit berkomentar mengenai kemunduran idola daku, Andy F. Noya dari Pemred Metro TV, beliau bilang dalam artikelnya bahwa menemukan lentera jiwa itu adalah satu hal terpenting dalam hidup, begitu pun juga dalam memilih jurusan kuliah dan pekerjaan yang kita jalani. Beliau menuliskan,

Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah mereka yang sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab mereka sudah menemukan lentera jiwa mereka.”

WEW! Seandainya Pak Andy udah ngomong begini dari jaman daku SMU dulu, tentu daku gak bakal ngerasain kuliah di lima tempat berbeda, hihi. Seperti Bara Patirajawane yang lulus dari kuliah Hubungan Internasional banting stir menjadi chef terkenal, daku pun merasa ‘terbanting’ dengan ilmuku yang sudah daku dapat dengan pekerjaan yang daku jalani sekarang. Dulu kuliah sampe level S 2 di bidang Hukum tapi akhirnya jadi Associate Public Relation? Pertanyaan itu muncul berkali-kali dari orang sekitar, bahkan sepertinya ‘lentera hati’ku pun bertanya. Apakah ini yang ingin daku jalani? Well, seperti kata Demian Aditya, “I do what I like, I like what I do”, sampai sekarang, daku masih suka untuk menjalaninya, tantangannya begitu banyak dengan profesi ini. Walaupun sebenarnya daku masih ada cita-cita untuk jadi penulis suatu hari dan kesempatan untuk itu sudah datang sekian kali, tapi daku masih belum begitu yakin dengan apa yang daku inginkan *lho gimana sih Dim?*. Teringat obrolan daku dengan Raditya Dika, si blogger kondang nan ramah itu, setelah perbincangan panjang di dunia maya, tentang apa yang kupertimbangan, dan munculah kalimat bijak ini yang disadur dari ayahnya, “Do what you do best and money will come by itself”. Di balik tulisannya yang gokil, ternyata muncul sisi Dika yang bijak, kikiki. Nah, kalau kamu sendiri, apa ‘lentera hati’ kamu sebenarnya?

Wah kok jadi berat ya obrolannya, hihi. Okey deh, kembali ke semula. O, iya, daku juga janji dengan beberapa temen yang tanya, apa kabar dengan novelet yang daku tulis dulu ketika belajar di Yayasan Umar Kayam? Well, hasil tulisannya bisa di klik di sini. Mohon masukannya ya… Itu tulisan genre komedi panjang pertamaku, hihi. Kemudian, thanks banget buat Wiku Pulangasih yang membuat komik lucu dan serunya untuk kedua kedua kalinya dari tulisan daku yang tentang Bangkitnya Cinta Laura, keren! Gambarnya bisa di klik di sini. Makasih banyak ya Wiku… Dan, terima kasih juga buat Keyza dengan blognya yang gokil, telah menominasikan daku menjadi blog yang layak untuk dinominasikan, kikiki. Thanks my bro…

Baiklah, sekian dulu temans. Berhubung besok dah memasuki bulan Ramadhan, Dimas mengucapkan mohon maaf atas semua kesalahan yang pernah dibuat *terutama untuk Cinta Laura, hihi* dan mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa untuk yang menjalankannya. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan berkahnya untuk kita semua. Amien… Sampai jumpa! (*)

#1 cup: Perubahan

Bertiga. Duduk bersisian. Dan saling menatap. Aku, Teddie dan Audy. Di sebuah kedai kopi di daerah Sagan. Tiga sahabat yang merayakan perubahan. Perubahan dimana aku akan melepaskan Jogja, Audy yang akan meninggalkan Indonesia dan Teddie yang bertahan di Jogja. Sekali lagi kami saling menatap dan lalu memalingkan wajah ke arah selatan, ke arah jalan kosong yang ditemani temaram cahaya lampu. Beberapa cangkir teh hangat melingkar, lalu kami pun memulai lagi berbagi cerita. Semua tentang perubahan.

***

Hi all! Dimas is back! *Eh daku bukan Dimas Beck!* Maafkan selama sebulan ini daku menjadi blogger durhaka. Tulisan tak pernah di update, tak pernah membalas komen, dan tak pernah mandi *lho?*. Suwer selama sebulan harus mengurangi aktivitas secara drastis bukanlah pekerjaan yang mudah, lebih mudah senam poco-poco sambil rambut di sasak satu meter ala ibu penjabat daripada harus tiduran mulu kayak wanita hamil besar di kamar. Iya sih, tiap hari daku juga sering online, tapi… tetep aja yang namanya harus berfikir itu males banget. Curiganya selama ini daku bisa berfikir dengan baik karena mendapatkan gizi dari KFC, bukan dari makanan lain, hihi.

Untung saja begitu banyak manusia-manusia online yang dengan rela memasang icon available untuk daku ganggu hari-harinya yang pasti akan menjadi mimpi buruk. Karena disaat mereka sibuk mengerjakan tugas kerja, daku pamer lagi makan roti Bread Talk sambil nonton HBO. Disaat mereka harus meeting, daku baru aja mau mulai mandi. Disaat mereka terkantuk-kantuk ria karena harus mendengarkan kuliah atau menatap nanar kerjaan bodoh, daku pamit mau bobok siang sambil peluk guling. Tuh siapa yang gak bete coba? Hihi… Tapi hidup itu bukannya berputar seperti bumi? Jadi suatu saat nanti pasti daku akan mengalami hal yang sama, kalian pada pusing mikir kerjaan, daku tidur dengan nyenyak *lah kok tetep enak?!*.

Perubahan. Simple word but deep. Betewe, pernah gak kalian ngerasa ada yang berubah dalam hidup kalian? Misalnya dulu wajah bersih sekarang jerawatan atau dulu punya pacar tapi sekarang jomblo? *nyindiiir!*. Hidup daku juga berubah, dulu daku hidup di rumah mewah bersama ibu dan satu saudara tiri yang kejam. Ayahku jarang di rumah karena sering banget tugas kerja di luar kota. Tiap hari daku harus mencuci dan menyapu rumah, bahkan kadang-kadang menyemir sepatu saudara tiriku yang kejam itu. Sungguh melelahkan. Sampai suatu hari mereka memanggilku sambil berteriak,

“Bawang Puteeeeh! Cepat bawak kesini makanan kitaaa!” Continue reading “#1 cup: Perubahan”