Aku pandangi pakaian itu dari jauh. Sungguh elegan. Berwarna gelap dan siapapun yang memakainya akan tampak bercahaya dengan roman kebanggaan. Seperti malaikat bersayap yang memberikan cinta kepada sekelilingnya. Huh, seandainya aku bisa membeli pakaian itu! Karena aku tahu, tidaklah mudah untuk mendapatkannya, bahkan teman-temanku hanya mampu meminjamnya dan kemudian hari harus segera untuk dikembalikan. Seperti pakaian keramat, hm iya, pakaian keramat yang hanya para raja dan ratu yang boleh menyandangnya.
Kenapa sih aku tidak bisa langsung memakainya? Aku juga ingin berfoto-foto riang bersama keluarga atau pujaan hati dengan pakaian itu… Kenapa harus menunggu? Kenapa aku harus menanti begitu lama?
Ah! Dunia ini tak adil! Bahkan setiap empat bulan sekali aku harus memanggil nama-nama mereka yang memakai pakaian itu satu-persatu ke depan podium yang telah tertata dengan indah dan diiringi lagu-lagu seperti serenade cinta di sore hari. Magis dan menyentuh. Apa mereka semua tak paham perihnya hatiku? Sekali lagi, apa mereka semua begitu kosong untuk melihat kegundahanku? Aku tidak buta… Continue reading “pakaian idamanku”