tesisku ibarat soto (part one)

Sudah setahun lebih aku mengerjakan skripsi dan setengah tahun pula aku hampir gila mengerjakan tesis. Memang sungguh ide brilian kuliah di dua strata yang berbeda dalam satu waktu dengan bidang studi yang sama *dan satu gedung pula!*. Dan lebih bodohnya lagi, kedua tugas akhirku ini berkonsentrasi dengan hal yang berbau minyak dan gas bumi *karena penasaran juga sama kerjaan bokap*. Bidang keilmuan yang gak indah banget kalo dihubung-hubungan dengan hukum. Bahkan kalo di Fakultas Hukum UGM, konsentrasi Hukum Pertambangan itu baru ditawarkan hanya untuk mereka mahasiswa kinyis-kinyis angkatan bawahku yang jauhhhhh sekali alias terjun bebas dibandingkan dari tahun angkatanku *ya iyalah! secara daku 2001 mereka angkatan berapa gitu ya*.

Terus… Kan kalo di hukum itu ada penjurusan tuh, nah kalo S 1-ku aku ngambil penjurusan Hukum Perdata yang kerjaannya berhubungan dengan perjanjian alias kontrak *biyar cepet kaya, amien! hihi* dan konsentrasi S 2-ku adalah Hukum Bisnis. Nyambung gak Dim? Gak juga sih… *menangis galau sepanjang jalan*.

Menjadi idealis dalam mengerjakan skripsi ternyata juga bukan hal yang ideal buat dilakuin. Mengambil judul yang berhubungan dengan perjanjian Build Lease and Transfer dalam bidang Migas membuatku akhir-akhir ini hampir ingin gantung diri di pohon rambutan di depan kamar atau jedotin kepala terus-menerus ke dinding kamar, karena sampai sekarang daku tak bisa menemukan satu pun literatur berbahasa Indonesia yang membahas hal itu *meratap dengan paparan lampu sorot dari atas*. Seandainya tak ingat keluarga Punjabi yang telah menawari aku menjadi bintang sinetron kontrak eksklusif *ngarep*, tentu saja aku udah jadi hantu gaul yang bergentayangan. Sampai sekarang, daku masih menatap nanar ke bab pembahasan skripsiku, bagaimana kabarmu wahai bab pembahasan? Bagaimana kalo kita liburan ke Bali saja? Hihi…

Kalo tesismu gimana Dim? Wah kalo tesis ini lebih heboh lagi saudara-saudara. Karena aku pemalas, licik dan culas, tentu saja dulu waktu ngajuin proposal, kubuat dengan tema mirip dengan skripsiku supaya daku gak kudu mikir dua kali, toh para dosen gak bakal tahu kan? *tertawa seram*.

Continue reading “tesisku ibarat soto (part one)”