wisata kantin

Ah mimpi apa aku hari ini? Bagaimana mungkin kemarin aku bisa lupa kalau hari ini ada ujian 3 mata kuliah, iya tiga, aku ulangi ya, T – I – G – A!

Aku masih ingat. Kemarin dalam satu hari aku malah menghabiskan hari-hariku dengan hal-hal yang indah. Tidur sehat kontinuitas sukses aku lakukan. Mulai dari tidur pagi, beraktivitas, kemudian tidur siang, beraktivitas, dan ditutup dengan tidur sore. Wow, jelas sekali semua ini pasti membuat IRI (tentu dengan huruf kapital besar) teman-teman sepermainanku dulu yang saat ini rata-rata sudah bekerja dan tak mungkin bisa tidur seenak jidat kayak aku (kok malah bangga ya? Hehe). Bahkan malam harinya ditutup dengan ending menonton film dan berjalan-jalan di mal. Terus, apalagi tadi malam… Halah, bagian ini gak penting, hihi… Yang penting kemarin bisa dibilang such a perfect day for me, for sure.

Tapi, sewaktu diparkiran mal, ketika aku membuka HP-ku yang lain (kebetulan kutinggal di jok motor karena ribet kalau harus bawa dua HP kemana-mana), sudah muncul 4 sms baru. Salah satunya dari Ari, teman kuliahku, yang isinya,

“Dim, besok mau ikut ujian mata kuliah mengulang apa aja?”

Besok? Ujian? Eh enak aja! Aku kan ujian hari Kamis, tanggal 16 Januari 2007. Mana mungkin dengan bekal kecerdasanku, aku bisa lupa jadwal ujian sendiri. Aku pun tertawa geli.

“Hihihi…. Payah ni Ari!”

Tapi… Tanggal 16? Itu kan… ARGH!!! BESOK!

Aduh gimana ini? Padahal sekarang udah jam 11 malam! Aku pun dari kemarin belum sempat membaca bahannya sama sekali!

Aku pun menjadi gila, dalam arti sebenarnya.

Continue reading “wisata kantin”

budek

Suatu sore di kos, terdengar sayup-sayup suara nada HP…

Gue : “Assalamu’alaikum, ada apa Pa?

Papa : “Wa’alaikumsalam. Gimana, lebaran kurban Dimas jadi pulang ke Jakarta gak? Katanya tiketnya mahal?”

Gue : “Iya ni Pa, Dimas kan ujian akhir tanggal 2 Januari, jadi gak bisa pulang.”

Papa : “Disana lebaran kapan?”

Gue: “Hah? Kenapa Pa?”

Papa : “Lebaran tanggal berapa?”

Gue : “Oh… Tanggal 30 si kayaknya, emang ada apa Pa?”

Papa : “Gak papa, jadi kapan ke Jakarta?”

Gue : “Hah? Gimana Pa?”

Papa: “Iya, jadi kapan liburnya? Ujiannya selesai kapan?”

Gue : “Heh? Kenapa Pa?”

Papa : “Duh kok jadi budek sih?! Papa kirimin uang ya buat berobat telinga, hehe.”

Gue : “Mau dikirimin uang Pa?! Asyik! Tau aja Dimas lagi butuh, iya ni Pa, kemaren-kemaren kan abis bla… bla… bla…”

Papa : … SENYAP… (dalam hati, “duh anakku satu ini, kalo uang aja langsung denger deh…”)