RE – solusi

Resolusi, kata ini pasti happening banget menjelang pergantian tahun. Berhubung saya penasaran dengan definisi resolusi itu sendiri, maka dengan semangat saya membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia *weit, tentu saja saya punya, hehe* Begini penjelasannya:

Resolusi putusan pendapat berupa permintaan yang ditetapkan dalam rapat.

Hah? Dalam rapat? Ih aneh! Emang kalau ntar saya mau buat resolusi tahun baru kudu dirapatin dulu? Kamus yang menyebalkan… *mau dibuang tapi sayang, harganya mahal, hehe*

Aha! Untung saja saya juga punya kamus Tesaurus Bahasa Indonesia. Gak tau Tesaurus? Ck ck ck… Pulang lah nak ke kampung halamanmu, hihi… Tesaurus bukanlah jenis makhluk purba yang ditemukan di Sangiran. Bukan pula masih satu species dengan Dinosaurus, salah besar sekali. Jadi kawan, Kamus Tesaurus itu kurang lebih seperti kamus sinonim. Kamus keren yang membuat saya harus makan mie rebus selama seminggu setelah membelinya. Nah, contoh dari sinonim kata yang muncul di kamus adalah seperti ini:

dimas /dimas/ n ganteng, keren, menarik, seru, humoris, cerdas;

Nah, ngerti kan? *kedip-kedip* Baiklah, kembali ke resolusi, apa ya persamaan kata dari resolusi? *buka-buka kamus*

Resolusi /resolusi/ n 1 jalan keluar/lepas, pemecahan, penanggulangan, penyelesaian, solusi; 2 determinasi, kesimpulan, konklusi, keputusan, ketetapan;

Hm baiklah, lebih baik sih sebenarnya dari sekedar definisi Kamus Besar. Tapi masalahnya saya masih ngerasa kurang puas. Jadi menurut saya sendiri, penjelasan resolusi itu terdiri dari dua bagian kata, RE dan SOLUSI. Re artinya pengulangan, solusi artinya jalan keluar atau pemecahan. Jadi pas banget, kalau pas jalan keluar itu gatot alias gagal total, maka boleh banget solusi itu dicoba kembali di waktu yang lain. Gagal tahun lalu, coba tahun ini. Gagal tahun ini? Sekali lagi, kembali lah nak ke kampung halamanmu, hehe… Coba deh, berapa orang sih dari kita yang berhasil mengentaskan resolusi yang udah dibuat awal tahun ini? *boleh ngacung lho!* Pasti kalau yang muluk-muluk jarang tercapai, hihi… Padahal biasanya kalau resolusi itu biasanya selalu muluk-muluk *ngomong sambil ngaca*

Nah kawan, begitu pun saya, begitu banyak resolusi yang dibuat awal tahun ini, tapi realisasinya, krik krik krik…. Jauh dari harapan *meratapi nasib*

Setelah bongkar-bongkar rak buku, daftar resolusi tahun 2007 saya pun tidak diketemukan rimbanya. Tuh kan, betapa gak niatnya saya menjalankan resolusi yang sudah dicanangkan dengan semangat tahun baru. Tapi… Kok saya malah nemu resolusi tahun 2006 lalu ya?! Walau pun dah basi karena resolusi dua tahun yang lalu tapi tak apa lah, mari kita bahas bersama.

Ini dia daftarnya: Continue reading “RE – solusi”

wajah ajaib

10 tahun yang lalu di Qantas Airways…

Pramugari: Hello, hot coffee, hot tea or soft drink?

Dimas : Hm… Soft drink please *senyum*

Pramugari: Are you Japanese?

Dimas: No, I’m Indonesian.

Pramugari: Really? *muka gak yakin*

*duh ni pramugari minta ditampar… Ya iyalah! Secara ini satu pesawat juga temen-temen dari Endonesa*

Dimas: Sure.


Sebulan yang lalu di Dinas Pariwisata di sesi perkenalan dengan duta wisata kota lain….

Dimas: Halo nama saya Dimas. Ganteng, single, bla bla….. (oke, bagian ganteng dan single boleh di skip).

Orang Dinas kota lain: Mas-nya asli Jogja? *tatapan curiga*

Dimas : Oh bukan Bapak, keluarga saya tinggal di Jakarta, tapi saya sudah 14 tahun tinggal di Jogja *senyum tiga jari*

Orang Dinas kota lain: Saya kira keturunan Cina Mas…

*bingung, oke Dimas, tetep harus ramah seperti layaknya orang Jogja*

Dimas: Oh bukan Pak…


Beberapa hari yang lalu di meja makan di salah satu hotel ketika karantina temen-temen Dimas Diajeng 2007…

Finalis: Mas Dim Mas Dim…

Dimas: Iya iya, kenapa kenapa?

Finalis: Mas Dim orang mana toh?

Dimas: Ayo tebak… *kedip kedip*

Finalis: Orang Manado!

Dimas: Hah kok bisa?!

Finalis: Dari warna kulit dan logatnya Manado banget…

Dimas : *bingung, Manado dari mananya?!*


Segitu anehnya kah wajah saya? Tidak berkarakter atau memang multicultural face? Hihi… Kadang suka bingung kalo ada yang nanya,

“Mas Dimas ada keturunan Cina?

Wah saya mah gak masalah banget kalo pun keturunan Cina, toh semua ras yang tinggal di Indonesia kan tetep orang Indonesia, bukan begitu? Tapi kan gak mungkin juga kalo saya ngaku-ngaku, lah wong ayah saya keturunan Padang – Jawa dan almarhumah ibu pun tulen asli Jawa juga.

Lalu, apa saya keturunan Jepang? Halah, jelas saja bukan lah. Jepang dari mananya?! Emang saya heiho? Hihi… Walau sampai sekarang beberapa temen SMU saya masih memanggil saya dengan panggilan ‘Jepang’ bukan berarti saya punya darah dari negara matahari terbit itu. Continue reading “wajah ajaib”