penyakit yang aneh

Aku punya penyakit. Semakin lama semakin parah. Mungkin lebih tepat sekarang sudah kronis dan mengkristal. Mau tau penyakitku? Namanya penyakit… Melamun. Iya melamun! Kalo untuk manusia normal *yang baca normal gak ya? Hihi…* namanya melamun itu wajar banget. Apalagi kalo pas lagi nongkrong indah di kamar mandi atau ketika sedang menunggu di suatu tempat. Nah, penyakitku yang satu ini pada awalnya ya melamun apa adanya dan tepat sasaran. Gak pernah wrong time and wrong place. Aku pelamun yang sopan, baik hati, dan handal. Tapi sejak aku bekerja sebagai penyiar radio, jaman dulu tentunya, semua hal HARUS dilakukan multi tasking. Bibir berbicara, otak berfikir bahan apa yang harus diomongin selanjutnya, dan tangan bergerak cepat mengatur ritme lagu dan iklan. Mungkin kalo diliat lebih seksama udah kayak cumi-cumi berkacamata yang banyak omong ngelantur dan tangannya bergerak kesana-kemari. *cumi-cuminya tapi ganteng ya, catet!*

Nah, walau jam terbang siaranku kalo di jumlah cuma satu setengah tahun, tapi dalam waktu sependek itu penyakit melamunku jadi tambah parah. Multi tasking yang berkepanjangan. Misalnya aja kalo pas di kelas waktu dosen ngajar, walau mata ku tertuju tajam ke dosen dan tanganku mencatat semua yang ada di proyektor, tapi otakku bisa berputar mikir dengan cepat,

“Abis ini mau ke perpus pinjem buku, terus pulangnya kudu mampir ke toko buku, eh iya, beli majalah juga dong pastinya! Eh ntar malem bukannya ada Silat Lidah ya di antv? Jangan mpe kelewatan lagi. Duh kenapa si acara Mamamia masih ada aja?! Bisa mati muda kalo ngeliat acara itu, bayangin aja 5 jam non stop? Yeah right! Gak ada kerjaan lain apa ya? Eh btw ada SMS nggak? *ngecek hape* Duh kenapa pula mbak-mbak di depan ngupil mulu?! Pake dua jari lagi! Amit-amit anak muda jaman sekarang… dst… dst… “

Dan saudara-saudara, itu bisa terjadi sepanjang jam kuliah ku! Otak terussss berpikir sana-sini, loncat-loncat gak beraturan. Itu masih gak seberapa sih. Tapi melamunku ini bisa terjadi di mana saja. Gak di kamar, kampus, lagi makan, nganti bensin, baca novel sampai waktu ngerjain skripsi dan tesis, makanya susah banget untuk selesai tepat waktu *oke oke bagian ini daku cuma mencari pembenaran, hihi* Continue reading “penyakit yang aneh”

politik ujian politik hukum

Ini akan menjadi kali ketiga kami mengulang ujian Politik Hukum. Mata kuliah semester satu yang di ampu oleh Prof. Sugeng Istanto. Sesosok dosen hebat yang sampun sepuh, tapi selalu kukagumi karena semangat mengajarnya dan ketajaman daya ingatnya yang luar biasa. Aku saja yang masih muda dan tampan *du du du* sering merasa malu sendiri ketika beliau bisa berbicara dengan runtut mengenai suatu materi, sedangkan aku bisa apal sedikit materi aja udah sukur-sukur. Ah, itu kan soalnya jaman dulu belum ada sinetron stripping di tv, jadi racunnya belum banyak, hihi…

Aku dan dua sahabatku – Dita (cowok lho) dan Cahya – adalah tiga makhluk yang menghantui ruang-ruang ujian S 2 Hukum Bisnis UGM. Buku-buku tebal menutup wajah dan setumpuk fotokopian yang kadang hanya menambah beban hidup – karena belum sempat disentuh sama sekali – menjadi teman setia mengisi hari demi hari.

Sebenarnya mata kuliah Politik Hukum bukanlah mata kuliah yang cukup sulit, toh Prof. Sugeng selalu memberikan materi dengan runtut dan menarik. Tapi permasalahan utamanya adalah setelah dua kali mengikuti ujian matkul ini, nilai kami (dan rata-rata temen sekelas) adalah B. Terus kenapa di ulang?! Kalo Cahya sih memang karena dasarnya IPKnya dah cum laude (cum laude S 2 adalah diatas 3.75, catet trus garis bawah ya anak-anak!), sedangkan Dita bisa dipastikan akan menyusul Cahya yaitu terancam cum laude juga (IP semester dua kemaren 4 nol nol gitu!). Kalo kamu Dim? Huehe… Kasihan mereka berdua, kata orang tua kalo berduaan aja nanti yang ketiga adalah setan, nah aku setannya yang menghalangi mereka untuk mencapai impian, hihi… Continue reading “politik ujian politik hukum”