Waktunya isi bulletin board! Senangnya, bukan apa-apa, soalnya udah 2 hari gak ngisi yang beginian. Aku mulai membuka satu persatu bulletin board yang udah di posting oleh teman-temanku. Klik. *membaca mode on* Klik. Oke. Hm… Setelah membaca beberapa bulletin board yang sudah terbuka, keningku mulai berkerut,
“Ada apa sih dengan bulletin board sekarang-sekarang ini?! Kenapa harus nanya udah ciuman apa belum? Ciuman pertama kapan? Atau pengen dicium ma pacar apa gak? Dicium… Dicium…. Argh!”
Kesel? Ya iyalah. Nonton film hari gini pasti ada adegan ciuman. Nonton sinetron kadang juga ada adegan ciuman. Masih mending kalau cuma sekedar cipika cipiki (istilah ciuman antar pipi). Tapi ini udah adegan ciuman antar bibir. Iya bibir. Kurang jelas? Nih, B-I-B-I-R.
Sirik? Mungkin. Jadi teringat sepotong obrolan beberapa waktu yang lalu dengan seorang teman pria yang sudah malang melintang di dunia perbibiran… eh… percintaan.
“Haha… Yakin lu Dim udah setua ini belum pernah ciuman?!”
Ciuman? Pegangan tangan saja tampaknya belum pernah.
“Hm… belum. Mm… aneh ya? Kenapa gitu?”
“Ya iyalah! Bego banget lu jadi cowok. Cari pacar kenapa sih? Hidup jangan cuma basi doang, kayak lu itu. Kuliah… kerja… kuliah… tidur. Lu belum nemuin indahnya cinta kali.”
Cinta? Korelasinya cinta dengan ciuman apa gitu? Memangnya kalau sudah jatuh cinta pasti boleh ciuman? Atau kalau sudah ciuman, cinta pasti akan bertahan selamanya? Gak kan?
Otakku mulai gak bisa konsentrasi. Pandangan menerawang ke arah jendela kamar. Hatiku menjadi gundah.
Mataku pun mulai menjalar tepat keluar. Tapi yang terlihat malah sepasang kucing yang sedang melakukan adegan tak senonoh. Tak berpendidikan. Mereka… kawin.
“Ngeong! Ngeong! Ngeong!”
Apa?! Aku bergegas mengambil segelas air. Kuisi gelas segede gaban itu sampai penuh. BYUR! Dengan sukses dua makhluk itu tersiram air tepat dimuka. Hihi… Sukurin. Dasar kucing gak tahu diri. Kalau mau kawin liat-liat keadaan dulu bisa kan?
————————————————————————————————-
“Saudara, inilah Headline News Metro TV pukul dua belas waktu Indonesia Barat bersama saya, Tommy Tjokro.
Saudara, dilaporkan saat ini film anak muda yang bertitel Buruan Cium Gue telah menjadi sasaran kemarahan masyarakat di beberapa tempat. Di Makasar, para pemuka agama dan beberapa LSM menuntut pihak studio film menunda penayangan film tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan budaya timur dan norma agama. Dan sampai berita ini diturunkan, kedua belah pihak masih melakukan perundingan untuk mencapai kesepakatan yang diharapkan bisa meredam demonstrasi yang sudah terjadi sejak kemarin.
Dari Makassar sekarang kita beralih ke berita dari Yogyakarta. Dilaporkan seorang sarjana yang masih berstatus mahasiswa bernama Dimas Novriandi, berumur 25 tahun, dan jomblo, sampai saat ini belum pernah melakukan ciuman, baik itu cium bibir ataupun cium kening. Hah belum pernah?! Kok bisa?! Haha…. Kasihan sekali dia. Haha….!” Sang pembaca berita itu pun menangis tertawa tiada henti sambil memegangi perutnya.
KLINING! KLINING! Suara pintu yang bergantung lonceng terbuka cepat.
“Dim… Dim! Bangun! Gila lu udah jam segini masih molor aja. Ayo jadi gak maen ke Amplas? Cepetan! Pelemnya dah mau mulai nih”
Hihi… Untung aku cuma mimpi. Aku langsung bergegas berganti baju. Kaos distro berwarna biru. Done! Memakai parfum Carolina Hererra 212. Done! Tas Bodypack selempang andalan. Done! Kemudian menyisir rambut dengan jari. Set… set… set…. Kupandangi diriku di kaca. Sip! Gak terlalu jelek. Anak-anak kos pun sudah bersiap dibawah untuk berangkat nonton ke Ambarukmo Plasa. Salah satu mal ter-hedon di Jogja sepanjang hayat.
————————————————————————————————-
Sepanjang perjalanan aku mulai berfikir. Sebenarnya panjang ceritanya kenapa aku tak pernah ciuman (termasuk masalah pacaran, catet!). Salah satunya karena dari dulu mamaku selalu memberi nasihat,
“Jangan pernah sakiti wanita. Termasuk dengan cinta ataupun sentuhanmu. Karena wanita itu halus. Seperti kapas. Terus-terusan disiram air, kapas itu akan luruh. Begitu juga dengan hati wanita. Terus menerus diberi perhatian dan sentuhan, mereka pasti akan tak berdaya. Dan pria sering mensalahgunakan perasaan itu.”
Kebayang kan? Nanti kalau wanita itu aku sentuh, aku cium, terus mereka jadi kempes kayak kapas gimana? Eh, salah! Intinya bukan itu, hihi…
Maksudnya, aku gak ingin menjadi salah satu pria yang mensalahgunakan perasaan wanita. Itu saja.
Tapi nanti, ketika sebuah ciuman itu akhirnya aku sampaikan ke seseorang, artinya aku siap untuk selalu menjadi air yang akan membuatnya luruh, dan aku juga selalu siap menjadi angin, untuk membuatnya kembali tulus.
Ya sudahlah. Masalah dunia perciuman biarlah menjadi cerita indah semua umat yang terselubung cinta. Lalu aku? Kenapa harus dipikirin?
————————————————————————————————-
Kulihat jam tangan, tepat pukul 10 malam. Bosan. Dan ayam tetangga pun sudah mati dua. Bukan, bukan karena aku yang sedang bosan berkepanjangan. Tapi tepatnya karena ayam-ayam itu telah menjadi korban penyiksaaan 2 kucing yang sudah kehilangan tempat permainan.
“Huh bosaaaaan! Belajar males… Kayaknya seru kalo nonton VCD aja”
Kuambil kunci motor. Aku pun langsung meluncur ke arah Jalan Kaliurang menuju Zeenemax, tempat meminjam VCD original favorit. Dalam 5 menit aku pun sudah sampai.
“Malam Mas Dimas, mau pinjam apa nih? Film horor lagi? Ada pelem horor baru dateng tuh, pelem dari Jepang”
“Gak ah Mas, hm… aku mau pinjem… Never Been Kissed aja, ada kan?”
Sampai di kos aku pun mulai tenggelam di dunia Drew Barrymore yang menyamar sebagai siswi sekolah dan belum pernah dicium seumur hidupnya. Kasian gadis itu. Dan adegan demi adegan pun bergantian…. Lalu… Zzzzz!
“Dimas, aku mencintaimu… Terima kasih untuk cincin indah ini”
“Semua itu untukmu sayang, sebagai tanda cintaku padamu”
Mereka saling berpandang-pandangan penuh arti. Dan mereka pun mulai saling mendekat. Mendekatkan bibir…. 3 centi… 2 centi…. BRUK!!! Aku terjatuh dari kasur. Sialan!!
Blog yang aku tulis dua tahun lalu dan ternyata sampe sekarang masih tetep begini-begini aja *ngeloyor pergi*