insomnia

Ini sudah menginjak hari ke empat aku mengindap insomnia. Penyakit psikologis yang datang tiba-tiba. Dan tentu saja muncul disaat yang tidak tepat. Damn! Efeknya sangat luar biasa, karena penampilan fisik pun ikut berubah secara signifikan. Wajah menjadi seperti zombie, rambut awut-awutan, jerawat muncul berkoloni, tampak garis lingkar hitam dibawah mata, dan kemampuan pendengaran yang menurun secara signifikan.

“Dim, emang lu rencana pulang mudik jadinya kapan?”

“Oh gak tau berapa hari, tapi kayaknya lebih dari seminggu gitu deh gue di Jakarta”

*krik… krik… krik… krik…* Suasana berubah menjadi hening. Teman kosku itu pun langsung beringsut mendekat, dan…. PLAK!

“Woi bego! Bangun! Bangun! Ditanyain apa, jawaban ‘apa kabar’ pula, duh, capek deh…”

Karena insomnia, tentu saja korban yang menderita secara langsung adalah teman-teman kos. Karena ritual-ritual mengerikan di bawah ini akan muncul:

1. Naik turun dari kamar kos bawah ke kamar atas, kamar atas ke kamar bawah, pulang-pergi, dengan suara sandal yang tentunya sangat annoying.

“Ceplak… ceplek… ceplak… ceplek…”

Dan tentu saja tatapan berbinar-binar dari mataku akan muncul bila ada lampu kamar anak kos yang masih hidup, artinya disana ada makhluk yang dengan sengaja dan cukup bodoh menyerahkan diri untuk diganggu kehidupannya yang damai dan sejahtera oleh manusia zombie yang mengerikan ini.

2. Jika tak berhasil menemukan korban, selanjutnya adalah menteror mereka semua dengan sms-sms gak penting.

“Jul, katanya mau tidur? Tidur gak sih?” – send to Ijul Kost.

“Den, gak bisa tidur nih…Huhu…” – send to Deny Kost.

“Geng, ntar sahur dimana ya?” – send to Ageng Kost.

“Bal, bangun! Bangun!” – send to Iqbal Kost.

“Da da dam da da dam” – send to Weni Kost, dan korban-korban lain terus berjatuhan.

3. Kalau gak berhasil juga ber-sms ria, ritual keluar masuk kamar terpaksa harus dilakukan.

  • Buka kamar, *klinting klinting* (keterangan: suara 2 gantungan klintingan), masuk kamar mandi, balik lagi, BRAK (tutup pintu), matiin lampu, paksain tidur.
  • Hidupin lampu, buka kamar, *klinting klinting*, ambil minum, BRAK, matiin lampu, paksain tidur.
  • Hidupin lampu, buka kamar, *klinting klinting*, mondar-mandir sepanjang selasar kos, BRAK, matiin lampu, paksain tidur.
  • Hidupin lampu, hidupin TV, ceklak-ceklek menganti-ganti saluran, matiin TV, matiin lampu, paksain tidur.
  • Dan itu terjadi secara berulang-ulang dengan urutan random. Duh!

4. Dua hari terakhir ini sebenarnya masih cukup lumayan, karena banyak hantu-hantu kos lain yang ikutan bangun, tapi itu semua karena mereka sedang eforia bermain PS dengan game Winning Eleven. Aku pun dengan semangatnya turut bergabung menonton mereka bersorak-sorak layaknya manusia barbar, walau sebenarnya aku paling gak bisa yang namanya maen game, game apapun itu, dan akibatnya:

10 menit pertama – mata berair dan gangguan telinga

10 menit selanjutnya – hidung meler, wajah tidak bahagia, dan kurang bergairah

10 menit terakhir – berlumut, sesak nafas, dan menyesal….

5. Dan harapan terakhir adalah hanya bisa terduduk di teras, memandangi HP berharap ada yang sms, dan dengan tatapan nanar menunggu jam setengah tiga untuk sahur bersama.

Selain merugikan orang di sekitar, tentu saja efeknya juga merugikan kehidupan aktivitas keartisan sehari-hariku, huhu…. Misal:

  • kuliah jam 7 pagi yang seminggu 3 kali dengan suksesnya terlewatkan, S-E-M-U-A, bagus….
  • hibernasi yang cukup lama, dari abis shubuhan, kadang bisa mencapai sampai jam 10 pagi untuk bisa terbangun, dan itu pun terjaga dalam keadaan setengah ikhlas, dan keluar kamar dengan tatapan bengis.
  • setelah mandi dan dzuhuran, mulai preparing menonton rangkaian volume VCD Princess Hour (you should watch guys! Hehe) plus pelem-pelem lain yang sudah dipinjam.
  • jika beruntung, kasur itu akan kembali aku tiduri dalam waktu 1 jam lagi, indahnya dunia….

Oh guys, I have to stop this all! Bulan puasa seharusnya bulan untuk beraktivitas dengan energi lebih. Lebih semangat kuliah, lebih semangat ngerjain skripsi, lebih semangat berinteraksi dengan orang lain, dan bukan hanya lebih semangat beribadah. Bukan begitu?

“HOAH! Ngantuk….”

Jadi, ada yang tahu gak nih apa obatnya insomnia? (*)

Untuk teman-teman kos tercinta, terima kasih untuk ritual sahur bersama, tarawih bersama, dan tawa yang selalu terbagi, 24 jam, untukku…. Love you all!

Author: Dimas Novriandi

An Indonesia-based lifestyle blogger covering city life, style, travel, gadget, book and menswear world.