Dear You,
Pernahkah kamu membayangkan, ketika terbangun dari lelap di pagi hari, ada satu alasan untuk kita tersenyum? Cukup satu. Setiap hari. Mulai dari seorang bermata indah yang ada disisimu, secangkir kopi panas, atau pesan singkat muncul di layar genggaman, ??Good morning, sunshine??.
Satu alasan untuk bahagia – yang bisa menjadi penyejuk diantara satu, sepuluh, seratus, atau seribu kekecewaan, kepenatan, dan rasa rindu yang mengoyak pelan-pelan kewarasanku. Ya, aku punya satu alasan itu, yang aku temukan berserakan mulai dari ujung jalan, lembaran buku, kepingan foto, sepotong lirik, atau kedipan cahaya di malam hari. Kadang semuanya berjatuhan sekaligus di atas kepalaku. Deras. Seperti? hujan tanpa pesan.
Life has never been easy. For me, for you, or maybe for everyone else in the world. Bukankah begitu? Aku teringat, sepotong pesan yang dikirimkan seorang sahabat baik,
??If life was easy it wouldn’t be worth living, that is why we have obstacles we overcome, and family & friends to help so we won’t have to do it alone??.
Tentu saja aku setuju. I don??t have to do it alone. Untuk itu aku pulang. Menjemput alasan-alasan bahagia lainnya. Kembali mengumpulkannya satu demi satu kebahagiaan, sampai tak ada lagi ruang yang tersisa. Lalu aku akan kembali belajar melangkah lagi tanpa ada rasa khawatir.
Aku tahu. Setiap keputusan dalam hidup, selalu ada alasan dibaliknya. Menjadi kenangan yang aku genggam erat-erat, lalu kulepaskan satu per satu sebagai pertanda. Agar apabila aku tersesat, aku bisa kembali dan menemukan alasan untuk meninggalkannya lagi atau aku akan berhenti diam sampai aku bosan.
Aku percaya. Someday everything will all make perfect sense. So for now, laugh at the confusion, smile through the tears, and keep reminding yourself that everything happens for a reason.
Jadi, sampai bertemu. Aku akan menunggumu di sudut coffee shop itu, dibawah langit yang sama, dengan hidangan yang sama. Merayakan satu alasan kebahagiaan dalam hidupku yang tak akan pernah berubah: Kamu.
D