Keajaiban Dunia Bernama Dimas

Satu hal yang benar-benar kusyukuri dari kursus penulisan yang kuikuti adalah, aku bisa bareng Dimas. Makhluk ajaib yang satu itu sukses membuatku bersemangat tiap hampir menyerah melanjutkan tulisan πŸ™‚ Teringat saat satu minggu pertama kursus, kukatakan padanya,

β€œDim, tar transfer ilmumu ke aku ya. Aku akan telat datang, soalnya mesti nunggu pulang kantor dulu..”

Jawabannya polos banget.

β€œHehehe..semoga aku bisa ya As..kamu tahu sendiri kan aku juga lemot..” Gubrak..

Dulu, aku hanya mendengar namanya dari beberapa teman siaranku. Dimas si penyiar Prambors, Dimas yang baik hati, Dimas yang bla..bla..bla.. Aku penasaran. Tak disangka kami akhirnya bertemu di Sabayatsa. Aku masih ingat hari itu, Dimas yang sibuk dengan kamus bahasa Jepangnya saat kami sedang mengikuti training menjadi liaison officer. Lucu kalau ingat masa-masa itu. Masa-masa penuh kebingungan πŸ™‚

Satu yang benar-benar kukagumi darinya adalah semangatnya yang pantang menyerah. Mau halangan sebesar apa, terjang. Berjuang sebaik-baiknya πŸ™‚ Continue reading “Keajaiban Dunia Bernama Dimas”