#1 cup: Perubahan

Bertiga. Duduk bersisian. Dan saling menatap. Aku, Teddie dan Audy. Di sebuah kedai kopi di daerah Sagan. Tiga sahabat yang merayakan perubahan. Perubahan dimana aku akan melepaskan Jogja, Audy yang akan meninggalkan Indonesia dan Teddie yang bertahan di Jogja. Sekali lagi kami saling menatap dan lalu memalingkan wajah ke arah selatan, ke arah jalan kosong yang ditemani temaram cahaya lampu. Beberapa cangkir teh hangat melingkar, lalu kami pun memulai lagi berbagi cerita. Semua tentang perubahan.

***

Hi all! Dimas is back! *Eh daku bukan Dimas Beck!* Maafkan selama sebulan ini daku menjadi blogger durhaka. Tulisan tak pernah di update, tak pernah membalas komen, dan tak pernah mandi *lho?*. Suwer selama sebulan harus mengurangi aktivitas secara drastis bukanlah pekerjaan yang mudah, lebih mudah senam poco-poco sambil rambut di sasak satu meter ala ibu penjabat daripada harus tiduran mulu kayak wanita hamil besar di kamar. Iya sih, tiap hari daku juga sering online, tapi… tetep aja yang namanya harus berfikir itu males banget. Curiganya selama ini daku bisa berfikir dengan baik karena mendapatkan gizi dari KFC, bukan dari makanan lain, hihi.

Untung saja begitu banyak manusia-manusia online yang dengan rela memasang icon available untuk daku ganggu hari-harinya yang pasti akan menjadi mimpi buruk. Karena disaat mereka sibuk mengerjakan tugas kerja, daku pamer lagi makan roti Bread Talk sambil nonton HBO. Disaat mereka harus meeting, daku baru aja mau mulai mandi. Disaat mereka terkantuk-kantuk ria karena harus mendengarkan kuliah atau menatap nanar kerjaan bodoh, daku pamit mau bobok siang sambil peluk guling. Tuh siapa yang gak bete coba? Hihi… Tapi hidup itu bukannya berputar seperti bumi? Jadi suatu saat nanti pasti daku akan mengalami hal yang sama, kalian pada pusing mikir kerjaan, daku tidur dengan nyenyak *lah kok tetep enak?!*.

Perubahan. Simple word but deep. Betewe, pernah gak kalian ngerasa ada yang berubah dalam hidup kalian? Misalnya dulu wajah bersih sekarang jerawatan atau dulu punya pacar tapi sekarang jomblo? *nyindiiir!*. Hidup daku juga berubah, dulu daku hidup di rumah mewah bersama ibu dan satu saudara tiri yang kejam. Ayahku jarang di rumah karena sering banget tugas kerja di luar kota. Tiap hari daku harus mencuci dan menyapu rumah, bahkan kadang-kadang menyemir sepatu saudara tiriku yang kejam itu. Sungguh melelahkan. Sampai suatu hari mereka memanggilku sambil berteriak,

“Bawang Puteeeeh! Cepat bawak kesini makanan kitaaa!”

Ups maaf… Daku sepertinya terlalu terobsesi dengan sinetron Bawang Merah Bawang Putih, hihi. Ya teman, perubahan memang harus dihadapi. Menjalankan rutinitas baru, bertemu orang baru dan menatap masa depan baru sepertinya tampak menakutkan. Tapi itulah hidup, manusia boleh berencana, air beriak tanda tak dalam *heh?*. Semua harus dihadapi dengan senyum dengan mata menatap lurus ke depan. Toh semua harus dihadapi bukan? Gak mungkin juga daku jadi mahasiswa ganteng abadi yang beredar melulu di kampus *walau ngarepnya sih gitu, hehe*.

Well, setelah masa perenungan beberapa waktu, tampaknya daku juga butuh perubahan alias penyegaran dengan tampilan blog daku. Kalo blog yang lama wajahnya begitu ceria, hepi, dan esia *merek cdma semua, du du du*, sekarang daku ingin menampilkan blog yang tampak lebih dewasa, lebih kalem dan lebih menenangkan. Iya gak sih? Hehe… Daku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Tika Banget dot Com yang telah berkenan daku ganggu jam 12 malam buat otak-atik template yang acak kadul amit-amit pada awalnya, gak papa ya Tik, pasti bakal sering daku gangguin lagi *kedip-kedip*.

Yah semoga dengan semua serba ‘baru’ daku bisa lebih semangat mengejar cita-cita, lebih rajin ngisi blog dan lebih suka makan buah. Emm… duren gak termasuk! Jadi, daku ingin mengucapkan selamat datang kembali ke blog daku dengan tagline Morning Coffee with Dimas. Semoga daku masih bisa menjadi teman ngobrol yang baik buat kamu ya…

***

Kuhirup teh hijau dari cangkir berwarna putih, aromanya menghangatkan cuaca malam yang mendingin. Lalu aku pun bertanya pelan,

“Apakah ini yang dinamakan perubahan? Meninggalkan atau ditinggalkan?”

“No Dimas, it’s just continuing our life, persahabatan kita tak akan berubah dan… Jogja pun tak akan berubah, semua akan selalu hidup di hati kita.”

Dan aku pun tersenyum. (*)

Author: Dimas Novriandi

An Indonesia-based lifestyle blogger covering city life, style, travel, gadget, book and menswear world.